Nurani Ike

I wanna be what I wanna be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Happy Independence Day Indonesia
canva.com

Happy Independence Day Indonesia

Sudah 75 tahun negara Indonesia merdeka. Merdeka dalam istilah bahasa Inggris tidak diambil dari kata fredom (kebebasan) tapi lebih pada independent. Lebih tepat mengambil kata independen karena istilah itu lebih bermakna berdikasi (berdiri di kaki sendiri). Sejak 17 Agustus 1945, negara Indonesia dinyatakan independen. Tidak bergantung lagi pada penjajaah Belanda dan Jepang. Kemerdekaan saat itu adalah kemerdekaan fisik yang tidak lagi ditindas. Pergeseran makna kata 'merdeka' menjadi lebih luas. Saya mengambil makna sebagai kemerdekaan untuk beropini, kemerdekaan mengembangkan pola pikir, kemerdekaan mengungkapkan rasa dan unek-unek dalam bentuk lisan atau tulisan.

Pada tulisan saya "Peristiwa Rengasdengklok, Titik Awal Peradaban Baru" yang di-posting di WAG Yayasan Al Ma'shum (Minggu, 16 Agustus, 14:29), saya uraikan tentang makna 'pemaksaan' para pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta. Peristiwa Rengasdengklok ini saya ambil sebagai langkah awal perubahan peradaban dan kebudayaan. Bangsa Indonesia lebih beradab karena tidak dijajah lagi. Kelak akan lebih merdeka dalam mengenyam pendidikan untuk meninggikan derajat. Memang kenyataannya demikian. Semakin banyak warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, semakin banyak pula peradaban dan kebudayaan yang semakin tinggi.

Gemar membaca dan semakin kritis dalam menganalisa sebuah masalah dan fenomena sosial untuk mencari solusi adalah sebuah contoh adanya independen dalam berpikir dampak posistif dari peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Terlebih lagi ketika dirilisnya Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang intinya membentuk insan yang berbudaya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menguatkan karakter, semakin memperkuat kemandirian berpikir bangsa Indonesia. Hal ini diharapkan agar dapat semakin membawa kemerdekaan negara Indonesia dari penjajahan secara fisik dan mental ke dalam kemerdekaan berpikir dalam peradaban dan kebudayaan yang tinggi.

Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang diwujudkan sebagai sebuah kemerdekaan dalam berpikir. Sekarang ini membaca semua genre buku diperbolehkan. Bangsa Indonesia sudah lebih pandai memilih dan memilah bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya. Sudah tidak perlu lagi dicekoki dengan bacaan pembakar semangat seperti zaman dahulu kala. Bacaan dan tulisan yang kita serap lebih pada pengobar semangat untuk selalu berpikir kritis, mengambil manfaat dari tulisan, meniru hal yang baik, dan mengembangkannya ke dalam bentuk tulisan ala kita.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-75.

Bagi saya, kemerdekaan adalah ketika pikiran kita tidak lagi terkukung oleh sebuah paradoks yang dapat menciutkan otak kita.

Warungasem, 17 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kemerdekaan adalah ketika pikiran kita tidak lagi terkukung oleh sebuah paradoks yang dapat meciutkan otak kita...kita tidak lagi dibawah tekanan kekuasaan...mantul mbak ike

17 Aug
Balas

aamiin..siap Ibu..yuk tulis lagi

17 Aug

Mantul bu

17 Aug
Balas

terima kasih Pak

18 Aug

Mantap bu Ike.

17 Aug
Balas

salam kangen Bu

18 Aug

Semoga kemerdekaan berpikir bangsa Indonesia semakin maju ya Bu.

17 Aug
Balas

aamiin...kita mulai dari kita sendiri Bu

18 Aug

Keren ulasannya buk.

17 Aug
Balas

terima kasih Bu

18 Aug



search

New Post