Nurani Ike

I wanna be what I wanna be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Impian Ranita
canva.com

Impian Ranita

Mbok Nah, pagi ini berangkat sangat awal. Dia tidak ingin tertinggal angkot ke Pasar Induk. Dia sesegera mungkin membereskan dagangannya. Ranita yang sedari tadi tertidur pulas, dengan pelan menggeliat. Dia duduk di pinggir dipan.

"Pagi sekali Emak sudah bersiap-siap?" tanya Ranita.

"Iya, Nduk. Emak tidak mau tertinggal angkot dan harus jalan kaki sejauh puluhan kilometer. Lagipula pagi ini Emak harus segera sampai supaya dagangan Emak banyak yang laku. Biar bisa mencicil uang sekolah kamu, Ta."

Ranita terdiam. Perjuangan emaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya sangat berat. Sebagai siswa SMP kelas 7, Ranita tidak bisa berbuat banyak untuk membantu emaknya dalam mencari uang. Namun, paling tidak dia membantu meringankan pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan emaknya.

"Emak berangkat dulu ya Ta," pamit Mbok Nah. Ranita hanya menganggukkan kepala dan meraih tangan emaknya dan menciumnya. 

***

 

"Ranita, besok adalah waktu terakhir pembayaran uang sekolah, Ibu harap kamu sudah bisa melunasinya." Bu Indah, wali kelas Ranita, mengingatkan. 

"Iya, Bu." Dengan wajah sedih Ranita berlalu dari ruang guru. Dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk bisa melunasi biaya sekolahnya.

***

"Mak, Bu Indah tadi menagih uang pembayaran sekolah. Apa Mak udah punya?"

"Alhamdulillah sudah ada. Besok segera dibayarkan ya."

"Terima kasih ya Allah. Kau berikan rezeki melimpah kepada Emakku." Doa Ranita demi mendengar berita bahagia dari emaknya tercinta.

Mbok Nah tersenyum penuh makna. Entah apa yang ada dalam benaknya dan terbersit dalam senyumannya. 

***

Pagi tadi, sesampainya Mbok Nah di Pasar Induk, dia langsung menggelar dagangannya. Tidak seperti biasanya, pembelinya banyak sekali hingga Mbok Nah kewalahan saat melayaninya. Beruntungnya para pembeli dengan sabar menunggu dilayani. Pukul 9 pagi dagangan Mbok Nah sudah habis semua. Dia bergegas merapikan lapaknya dan beranjak untuk membeli kebutuhan pokoknya. Tidak lama dia berhenti di sebuah toko emas. Dia membeli sebuah cincin kecil. Cincin itu akan dia gunakan untuk tabungannya. Bila Ranita membutuhkan biaya, akan dia jual. Namun, tak berapa lama setelah keluar dari toko emas, seorang pencopet menjambret dompetnya yang berisi emas itu. Mbok Nah terlongong. Uang yang tak seberapa yang dia peroleh tadi dan dia belikan emas sebagai tabungan untuk anaknya, raib diambil pencopet. Hilang sudah kakayaannya yang tidak begitu banyak itu. Dia berjalan dengan gontai. Banyak teman pedagang yang melihat kejadian itu, tetapi tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya mereka menyisihkan uang dagangan mereka untik diberikan kepada Mbok Nah. Mbok Nah mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman sesama pedagang di pasar itu. Sungguh sebuah persaudaraan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. 

Sesampai di rumah, dia hitung uang sumbangan sukarela dari teman-temannya tadi. Pas dengan jumlah biaya sekolah Ranita. Dia mengucap syukur atas rahmat dari Allah swt. Sekalipun dia kehilangan hartanya yang sangat kecil itu, Allah masih menggantinya dengan harta yang dibutuhkannya.

***

Mendengar cerita dari emaknya, Ranita tidak kuasa menahan linangan air matanya. Dia sangat tahu sekarang, betapa berat beban hidup yang ditanggung oleh emaknya. Betapa besar pengorbanan emaknya agar dia bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. 

"Emak, Ranita berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa membahagiakan Emak dunia akhirat."

Mbok Nah mengamini kata-kata anaknya. 

***

Malam pun beranjak larut tatkala mata mulai meredup. Mereka pun terlelap dalam buaian malam yang pekat. Berharap mereka menemukan mimpi yang terindah yang pernah dihadirkan dalam tidur mereka. Mimpi kelak Ranita mengenakan toga dan menyandang gelar sarjana.  

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post