Nurbaiti

Wanita berhijab ini, tinggal di Jakarta Timur, aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta. Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Disangka

Dari tadi aku memperhatikan lima Pemuda. Kelimanya berpenampilan urakan. Mereka mendorong Vespa buatan mereka ke pom bensin tempat aku bekerja.

Tidak jauh dari pintu masuk mereka memarkirkan Vespa yang sudah mereka rangkai dan dipenuhi dengan benda-benda yang gak jelas.

Sepertinya mereka tidak ada uang untuk mengisi bensin kendaraannya itu. Setiap mobil yang masuk ke pom bensin atau motor, mereka berusaha mendekati dan meminta sedikit rezeki untuk mengisi bensin.

Sudah hampir satu jam mereka di situ. Belum ada satu orang pun yang tergerak hatinya untuk menolong mereka. Mungkin karena penampilan mereka yang urakan, badannya tatoan, rambut gimbal pakaian tidak rapi, celana sobek sana sobek sini. Sekilas tidak ada yang menarik perhatian orang dari mereka.

Melihat mereka aku jadi nggak enak, Aku pengen juga bantu mereka tapi uangku hari ini sudah ku sedekahkan tadi. Aku ingin memberikan sesuatu untuk orang-orang yang berpuasa. Kabar doa dalam hati mudah-mudahan ada orang yang terbaik hati menolong mereka. Kasihan.

Waktu sudah jam 09. 00 lewat, beberapa mobil masih mengantri. Tempat mobil di depannya adalah mobil mewah. 3 diantaranya mengisi pertama Turbo. Ini mobil yang keempat, minta diisi Pertamax saja. Aku berharap dari 4 mobil mewah ini mereka mau berbagi sedikit rezeki buat pemuda-pemuda yang kurus-kurus itu untuk mengisi bensin pada vespa rakitannya. Aku tidak bisa berharap banyak ternyata, mobil-mobil mewah itu berlalu begitu saja, menutup kacanya rapat-rapat.

Ini masuk satu mobil Katana mungkin tahun 80-an atau 90-an, aku Mengisi bensin sesuai dengan permintaannya pertalite 100. 000. Pengendaranya, biasa saja. Dia tersenyum ramah, " 100 ya mbak" katanya. Bapak ini turun dari mobil dan membuka tempat agar aku bisa Mengisi bensin. Mungkin karena mobilnya jadul, dia nggak pede kalau aku pun bisa, atau mungkin merasa tidak sopan kalau nggak turun. Entahlah. Aku tidak banyak berharap dari bapak yang sederhana ini.

Setelah bensin ku isi dan mengucapkan makasih, mobilnya melaju perlahan.

Di dekat di dekat pemuda-pemuda itu, mobil ini berhenti dan menyapa mereka. Menanyakan ada masalah apa. Aku tidak terlalu mendengar apa pembicaraan mereka.

Kulihat Bapak ini memberikan beberapa lembar uang berwarna ungu untuk mereka. Kulihat wajah-wajah pemuda itu tersenyum, mengganggu kepala, mengucapkan terima kasih kepada bapak itu.

Anak-anak muda itu mendorong Vespanya darahku dan minta diisi bensin Rp25. 000. Setelah itu lihat mereka mendekati Bapak di pojok yang menjual gorengan. Mereka membeli air mineral gelas dan beberapa gorengan. Lihat mereka duduk dan makan dengan lahap. Aku terharu. Kubayangkan kalau salah satu diantara mereka adalah keluargaku, yang terluntang-lantung tak tahu arah. Astagfirullah, aku menyadari mataku sudah berembun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post