Nurbaiti

Wanita berhijab ini, tinggal di Jakarta Timur, aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta. Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pejuang

Aku berhasil merapat ke bagian kanan sebuah truk yang penuh muatan. Tak lama sebuah motor yang bagian belakangnya diikat sebuah gerobak sampah. 

Di atas gerobak, sebuah kasur yang sudah sangat lusuh dan kurang layak untuk dipakai dihamparkan. Di atas kasur seorang anak sekitar 10 tahun tidur. 

Pengendaranya seorang laki-laki yang masih muda, kelihatannya belum kepala tiga. Di belakangnya duduk manis istri dan menggendong anaknya yang masih balita. Mereka ngobrol sambil menunggu lampu hijau. 

Kuperhatikan keluarga kecil itu. Mereka ngobrol tanpa beban.  Kubuka resleting tas, kulihat ada dua lembar warna biru. Keperhatikan sekali lagi sebelum kuputuskan untuk menarik keluar. Ternyata uang dua ribuan. Nyatu. Kirain lembaran lima puluhan. 

Setelah kuobok-obok lagi kertas ulangan anak-anak, akhirnya aku menemukan satu lembar uang dua puluh ribu yang masih baru. Tanpa pikir panjang ku colek lengan istri pengendara motor itu. Dia melihatku penuh tanya, kujawab dengan memberikan satu lembar uang itu, sebelum aku berubah pikiran. Dalam hati aku berniat,  agar pahala sedekahku itu diberikan Allah untuk kedua orangtuaku yang sudah lama meninggal. 

Dia tidak langsung menerimanya. Dilihatnya lagi kearahku. Aku mengangguk dan kutunjukin anaknya yang dalam gendongan mulai rewel. 

"Buat keperluan anak Mbak!" Jawabku tanpa diminta. 

Dia menerimanya dan mengajarkan anaknya untuk mengucapkan  terimakasih. Dia melambaikan tangan anaknya ke arahku dan mereka mengucapkan terimakasih untuk yang ketiga kalinya padaku sesaat lampu hijau menyala. Aku membalas lambaian tangan anaknya dan mengucapkan, "sama-sama" sebagai balasan ucapan terimakasih mereka suami istri. 

Sepanjang jalan aku berpikir tentang keluarga kecil itu. Mereka begitu bersyukur ketika mendapatkan satu lembar uang senilai dua puluh ribuan. Sementara di luar sana banyak orang yang kurang bersyukur walau nilai yang mereka terima sangatlah banyak. 

Ternyata syukur itu faktor hati. Jika bisa mengelola hati,  maka hati itupun akan ikhlas untuk bersyukur.  

 

 

Malaka Sari, Rabu, 7 Juni 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post