Nurdalena Lm

Guru SDI Al Azhar 20 Cibubur Bergabung dengan gurusiana.id mulai 23 Oktober 2020. Belajar menulis, berbagi kisah, pengalaman, dan ilmu yang tak seberapa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dolanan Anak-Anak

Dolanan Anak-Anak

Bermain adalah dunianya anak-anak. Permainan bisa memberikan hiburan untuk mereka setelah penat melalui rutinitas sehari-hari. Beberapa hari ini, anakku main di rumah sendiri. Sang Kakak masih di pesantren, sedangkan teman mainnya yang hanya berjarak dua rumah dari kami sedang berkunjung ke tempat neneknya. Akhirnya ia hanya ‘bermain’ HP, bercanda dengan kucing sambil menggelar tikar di teras rumah, atau terkadang ia bersepeda keliling komplek. Kebetulan di sekitar kami hanya ada satu anak perempuan yang sebaya dengan anakku, yang lain laki-laki. Kasian juga sih, mau diajak pergi tapi kondisi masih seperti ini.

Melihat kesendirian anakku, aku jadi teringat masa kecil. Dulu jika jenuh, aku bisa bermain beramai-ramai dengan teman-teman. Kalau sesama anak perempuan bisa main masak-masakan, lompat tali, bola bekel, atau bongkar pasang. Namun jika teman-teman yang terkumpul lebih banyak dan ada anak laki-laki juga, kami bisa main gundu, gobak sodor, ataupun gatrik. Nah yang terakhir saya suka. Adakah yang masih ingat dengan permainan ini?

Gatrik adalah permainan yang menggunakan dua potong kayu. Salah satu berukuran pendek dan salah satunya lagi lebih panjang kira-kira 3x panjang kayu yang pertama. Cara memainkan gatrik sangat mudah. Pertama kita menyiapkan sebuah lubang pada permukaan tanah. Kayu kecil ditaruh melintang pada lubang, lalu kayu panjang digunakan untuk mengungkit kayu kecil agar terpental jauh. Pemain lain berjaga dan berusaha menangkapnya. Setelah itu, kayu kecil dilemparkan kembali ke arah kayu panjang yang diletakkan melintang pada lubang.

Jika kayu kecil mengenai kayu panjang, maka pemain segera berganti giliran. Permainan pertama bergantian berjaga, sedangkan permainan kedua bergantian memainkan permainan gatrik. Namun jika tidak demikian, pemain pertama terus melanjutkan permainan tahap selanjutnya, yaitu mengayunkan kayu kecil di udara dan segera memukul jauh menggunakan kayu panjang. Jarak pentalan kayu kecil dihitung menggunakan satuan panjang kayu pemukulnya. Jarak tersebut merupakan skor penilaian dalam menentukan siapa yang menang.

Sebenarnya, permainan tradisional seperti ini masih layak untuk dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Selain murah, permainan tradisional yang sebagian besar dimainkan secara berkelompok dapat membangun sikap kerjasama, kekompakan, menumbuhkan jiwa berkompetisi, dan sportifitas. Sayangnya, kini sebagian besar anak-anak khususnya yang tinggal di daerah perkotaan, lebih banyak yang menghabiskan waktu bermainnya secara sendiri-sendiri. Dengan ditemani sebuah telepon genggam yang dilengkapi dengan aplikasi game tertentu, mereka bisa berjam-jam menghabiskan waktunya sendirian. Mungkinkah permainan tradisional sebagai salah satu dari kekayaan budaya Indonesia bisa booming lagi? Seandainya kita gerakkan, mengadakan kegiatan festifal dolanan anak-anak, sepertinya bisa juga ya… Kira-kira siapa yang mau mencobanya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ide bagus Bu, minimal lakukan di lingkungan terkecil, semua akan mengikut, terkadang sesuatu yang kecil bila sudah menjadi perhatian ia akan menjadi besar. sama halnya dengan keladi yang dulunya terabaikan, hidup di dalam tempat yang tak beraturan tanpa dipandang, kini beralih menjadi perhatian dan berpindah dalam pot yang cantik. tetap semangat, sukses selalu, salam.

15 Nov
Balas

Iya Bun. Terima kasih ya

18 Nov

Alhamdulillah di halaman rumah, saya buat engklek yang permanen bu. Dan congklak dari semen. Jadi klau keponakan datang atau anak tetangga bisa bermain permainan tradisional. Selain itu juga ada gasing kayu, terompah batok dan kayu. Seru kalau melihat mereka bermain.

01 Jun
Balas

Alhamdulillah di halaman rumah, saya buat engklek yang permanen bu. Dan congklak dari semen. Jadi klau keponakan datang atau anak tetangga bisa bermain permainan tradisional. Selain itu juga ada gasing kayu, terompah batok dan kayu. Seru kalau melihat mereka bermain.

01 Jun
Balas

Ada pengalaman tersendiri bagi saya saat main Bu, hehehehe, mengingatkan masa kecil yang indah.

16 Nov
Balas

Iya Pak, penuh kenangan ya, walaupun pernah sakit kayu melayang ke kepala. Hi hi...

18 Nov



search

New Post