Menjadi sebuah rutinitas tidak tertulis di keluarga ku, tiap tahun kami selalu mudik lebaran. Kampung halaman yang berbeda dengan suami membuat tempat lebaran kami berbeda-beda setiap tahun nya.

Tahun ini merupakan jadwal mudik lebaran ke mertua ku di Bengkulu. Dalam hati sebenarnya ada rasa ragu dan kuatir untuk mudik karena provinsi Bengkulu baru-baru ini di timpa musibah. Semua daerah terkena bencana banjir dan longsor. Jalanan retak, jembatan putus. Di samping itu anak ku yang sulung juga tamat sekolah MTs dan masuk SMA tahun ini.

Namun karena sudah menjadi rutinitas aku terpaksa mengikuti jadwal tanpa berani protes atau merubah jadwal mudik.

Sampai saat ini belum tau kapan bergerak mudik. Aku sebagai pendamping menunggu komando dari pimpinan dong... (suami red). Entah kapan aku menurut saja karena perjalanan yang akan di tempuh lumayan jauh. Tidak mungkin bergerak tanpa persiapan yang matang terutama persiapan duit. Nah ini dia masalahnya, THR yang di janjikan pemerintah sampai saat ini belum masuk ke rekening padahal itu lah andalan untuk kami bergerak.

Ya Allah. .kapan lah THR masuk rekening suami. ...