3 Agenda Menghadapi Pandemi COVID-19

Assalaamu alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Alhamdulillahilladziy bini’matihi tatimmushsholihat.Washshalatu wassalaamu ala Rasulillah muhammad wa ala aalihi wa shahbihiy ajmaain.

Qalallahu ta’ala fi kitaabihilkariim: A'udzu billahiminasysyaithoonirrojiim"

(baca QS. Albaqarah ayat 155) “Walanabluwannakum bisyai’in minalkhoufi waljuu’I wa naqsim minal amwaali wal anfusi watstsamaraat. Wabasysyirishshoobiriin.

Saudaraku yang dirahmati Allah. Apa kabarnya hari ini?

Alhamdulillah. Kalau orang mukmin yang menjawab “alhamdulillah”, bisa punya dua makna. Bisa jadi kabar tidak mengenakkan bisa jadi kabar yang menyenangkan. Karena bagi orang beriman apaun keadaan yang diterimanya adalah baik baginya. Kalau dijawab alhamdulillahi ‘alaa kulli haal, berarti sedang menyaksikan atau melihat sesuatu yang kurang berkenan di hatinya. Yaa, sama kita semua sedang diuji. Ini kita masih fokus melawan wabah corona. Sampai detik ini bulan oktober 2020 , ribuan orang yang terdeteksi menderita COVID-19 setiap harinya di Indonesia. Oleh karena itu, beberapa menit ke depan saya akan mengajak Saudara-saudara untuk membahas masalah “3 Agenda di Masa Sulit Pandemi COVID”

Saudara, kita sangat bersyukur sekali menjadi umat Islam yang dikaruniai seorang teladan Umat yaitu Rasulullah Muhammad SAW yang memiliki banyak contoh dalam perilaku menghadapi masa sulit wabah/thoun.

Setidaknya ada 3 contoh yang perlu kita agendakan di masa sulit ini, yaitu

Yang pertama adalah: Meningkatkan keimanan dan kesabaran.

Kita sadar dan meyakini bahwa kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.gitu pula dengan semua yang kita miliki adalah pemberian dari Allah. Bila sewaktu-waktu Allah mengambilnya maka tiada seorangpun yang dapat menahannya. Bila Allah memberikannay maka tidak satu pun yang bisa mencegahnya. Demikian pula adanya wabah COVID-19 ini adalah taqdir yang diberikan Allah kepada kita berupa ujian kesedihan, sesuatu yang tidak menyenangkan banyak orang. Hal ini membutuhkan keimanan dan kesabaran untuk menghadapi masa sulit ini.

Sabaaaar untuk istiqomaah dalam keimanan, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Petunjuk Allah dan Rasul dalam melaksanakan ibadah di masa sulit itu kemudian difatwakan oleh para ulama’. Kita harus bersabar mengikuti fatwa-fatwa tersebut. Kita pengangi prinsip “Laa Dlororo walaa dliraar (tidak membahayakan diri dan tidak membahayakan orang lain).

Sedangkan untuk terhindar dari wabah, kita jaga kesehatan, sabar mengikuti petunjuk para ahli kesehatan. Yaitu tetap mengikuti pola hidup sehat. Diantaranya tetap menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi.

Selayaknya hubungan kita sebagai rakyat dengan pemerintah harus saling sabar dan bisa mendukung apa-apa yang diatur pemerintah demi ketertiban di masyarakat dalam berbagai bidang. Apabila ada perselisihan dengan wakil-wakil rakyat, dengan pemerintah, dan sesama warga, perlulah adanya tabayyun. Dalam rangka tabayyun tersebut perlu adanya musyawarah, jangan sampai merusak fasilitas Umum. Dalam hal ini sabar diartikan mengendalikan diri dan menjaga kehormatan diri.

Sabar untuk menahan diri dalam keinginan keingina, juga sabar untuk menjaga keutuhan keluarga di masa sulit ini.

Saudaraku yang dirahmati Allah, Sabar itu KASHSHOBIR MURRUN(seperti tanaman obat..Pahit), Lakin ‘Awaaqibahu ahlaa minal ‘asali(tetapi akibatnya lebih manis daripada madu).

Karena orang yang sabar itu akan dijanjikan oleh Allah pahala yang tiada batas. Kita bisa membaca di QS Azzumar.

Agenda kita yang kedua adalah meningkat optimisme.

Yakinlah Pandemi akan berlalu. Pertolongan Allah akan datang.

sinisme, pesimis, skeptis yang justru akan merusak diri kita maka kita ganti dengan optimisme. Bukankah Allah berfirman: Fa innaa ma’al ‘usri yusron. Innaa ma’al usri yusron. Fa idzaa faraghta fanshob, wa ilaa rabbika fargab( sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Dan beserta sekulitan ada kemudahan. ….. Dan kepada Tuhanmulah kamu berharap.)

Agenda yang ketiga adalah meningkatkan kapasitas.

Masa sulit, karena semakin dibatasi gerak kita maka ada waktu waktu luang. Maka kita perlu memanfaatkan waktu luang kita untuk meningkatkan kapasitas diri/ kualiats diri sesuai hobby dan Profesi kita masing-masing. Sebaimana difirmankan : Innallaaaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim. Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga kaum itu mengubah keadaannya sendiri.

Banyak membaca, mengikuti pertemuan online, mengikuti pelatihan=pelatihan dan juga lomva-lomba seperti ini, meskipun secara virtual. Sehingga bila keadaan kembali normal maka kita sudah siap menghadapi persaingan di era 4.0

Tanam anggrek di pinggir rumah, berbunga indah mempesona

Cukup di sini saya berceramah, semoga corona segera sirna

Billahi taufiq walhidaayah. Wassalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

NUTRION, Jombang, 2020