Memeriksa Ulang

 Oleh: Nur Faizah

Lomba dai virtual yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga dakwah , membuat saya agak merogoh kocek lebih, buat membeli kebutuhan pokok untuk membuat video. Sy beli mic wireless, tripot, bedak isi ulang(refile), kerudung. Ya hanya beli itu saja sih. Sewaktu saya membeli kerudung di sebuah swalayan besar di Jombang, aku beli kain  cuma 1, 5 meter, kain satin yang agak tebal itu, biar imbang antara lebar dan panjang. Aku datangi petugas untuk ambilkan seberapa ukuran kain  y dibutuhkan , setelah itu saya diajak petugas ke tempat pembayaran. Ya kepadanya  saya sekaligus membayar dengan uang pas. Dan disodorkannya kepada saya nota untuk mengambil kain di kasir. Lama sekali hampir satu jam aku duduk di loby depan kasir. Ya maklum musim pandemi COVID-19. Kami para pembeli menempati tempat  duduk berjarak. Nota saya sudah saya berikan kepada kasir, tinggal aku menunggu dipanggil. Selama aku menunggu tidak kupergunakan untuk membaca al-Qur an, tapi memperhatikan kru yang ada di perkasiran bagaimana mereka berperan ada yang menerima nota pengambilan , ada yang mengecek uang dari petugas di kain kain, ada yang mengukur kembali kain yang tadi telah diukur.  Ya jemu juga menyaksikannya.  Cuma untuk membeli kain 1,5meter saya harus antri 1 jam. Tapi ada sesuatu dibalik itu yang saya ambil pelajaran. Bahwa recheck itu penting dalam sebuah aktivitas. Apalagi kalau dihubungkan dengan masalah besar yang sekarang lagi santer santernya diprotes oleh warga meskipun masalah pandemi COVID-19 belum berakhir dan malah jumlah penderitanya tiap hari bertambah ribuan orang . Yaitu masalah transparansi UU Omnibus law(UU Ciptakerja) karena itu berkenaan dengan hajat hidup orang banyak dalam berbagai klaster. Artinya seorang ketua sesuatu lembaga, tidak bisa sepenuhnya langsung tanda tangan atau ketuk palu bila ada sesuatu yang harus ditandatanganinya. Tandatangan dia adalah persetujuannya akan sesuatu. Meski sudah ada yang bagian/badan panja, ia harus berjuang untuk meneliti kembali perundang undangan yang akan ia sahkan, meski harus bertumpuk-tumpuk beratus lembar yang harus ditelitinya kembali. Meski random, tentu harus tahu cara merandom dan mana masalah yang krusial. Meskipun cara yang tepat ya harusnya satu persatu dilihat. Entah bagaimana caranya dalam waktu yang singkat ia harus menyelesaikan itu. Ia yang lebih tahu, karena ia duduk disitu tentu ada staff atau orang yang dipercayainya bisa membantunya merecek. Jadi tak ada bubuhan tanda tangan yang hanya berdasarkan "aku sudah percaya kamu". Bismillah aku tanda tangan. Karena tanda tangan itu adalah bagian dari bahwa ialah sebenarnya yang bertanggungjawab. Apabila ada sesuatunya yang dipermasalahkan di kemudian hari maka ia tentu bisa menanggungnya.

Jihadunnafs memang berat. Berat.

Oh ya bagaimana kita harus menghitung kembali uang yang kita terima, padahal uang itu sudah dihitung oleh yang memberi/menyampaikan uang ke kita. Maka RECHECK itu penting dalam hal ini.

Jombang Jawa Timur,  3 Januari 2020