NKRI HARGA DIRI
NKRI HARGA DIRi (PUISI)
Tantangan Hari Ke-2
Tahukah?
Hati yang tak bicara
Jiwa jiwa yang diam seribu kata
Tubuh tubuh yang pasrah
Di dataran pulau bersamudra
Yang kau kira cintanya biasa
Punya
Punya kata en-ka-er-i harga diri
Mendarah daging sampai ketulang gigi
Pertahankan bila digoyang mamiri
Pertahankan bila digoyang
Gerak lembuut kuat menggigit
Karena raga dan sukma terlahir di sini
Di negeri seribu pulau bersamudra Hindi
Bukan tak sudi nasib bangsa
Hanya sedang fokus saja
Membangun jiwa jiwa
Terampil dan berharga
Kelak sejarah kan bicara
Di tengah bangunan yang megah
Di tengah pengeroposan usia
Siapkan bahan pengganti pondasi
Penguat bangunan bertingkatan
Siap ambil bagian bila diminta
Uang bukan segala
Kekayaan bisa musnah seketika
Diburu sampai maut bertahta
jiwa jiwa terbunuh karenanya
Jiwa jiwa rapuh terbuai nikmatnya
Makna hidup jadi nista
Harga diri sebagai bangsa mandiri
Terus bergaung di seantero negeri
Bersatu kuatkan persaudaraan en-ka-er-i
Setanah air dalam ikatan cinta suci
Diam bukan berarti telah mati
Diam sederhana dalam harga diri
Mungkin akupun mulai takut bila lapar
Pun mulai gerah di ruangan tak ber AC
Aku pun gelisah di kegelapan tanpa terang
Tak mau bila makanan terasa hambar
Kita bergaya lebih dalam penampilan
Kita berfoya-foya dalam pola makan
Kita bersenang bersama waktu berjalan
Bagaimana tegakkan en-ka-er-i harga diri
Mau apa bila harga diri tergadai
Jombang Jawa Timur, 2 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya Bu Nur Faizah, barokallah
Maturnuwun
Keren puisinya Bu Nur Faizah, barokallah
Aamiin , begitu juga dwngan pak Syaikhu. Barakallah
Puisi dengan diksi yang sungguh kereeeen. Barokallah ukhti
Terima kasih
Oh iya ya...harga mati ..ya...maaf...terlanjur basah...patok bangkrong. Tak ada pilihan lain. Terima kasih Bu Khotijah. Berarti maksudnya berbeda klo itu. Tapi larinya isinya puisi ke harga diri sebagai bangsa yang sedang berada di negeri kesatuan republik Indonesia..begitu maksud puisi tersebit.
NKRI tetap harga mati, Bun. Puisi yang keren. Salam sukses dan salam literasi.
Inggih Bu Khotijah, yerima kasih... Belum baca tulisan saya sebelumnya nggih,...cuma beda istilah saja, maksud kita sama. Salam literasi balik