Saat ini semua sekolah disibukkan dengan ritual tahunan bernama ujian nasional (unas). Berbagai upaya dilaksanakan untuk kesuksesan ujian nasional tersebut. Minggu ini siswa SMA/SMK mulai berperang mengerjakan soal-soal yang disajikan dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Namun beberapa kejadian masih mewarnai perjalanan UN tahun ini. Hingga sore kemarin (10/4) kemdikbud menerima 17 laporan penyelenggaraan ujian nasional (unas) SMA/SMK. Delapan diantaranya adalah laporan tentang isu kebocoran soal dan peredaran kunci jawaban. (Jawa Pos, 11/4)

Setelah jenjang SMA/SMK/MA mulai tanggal 2 Mei 2017 pekan depan giliran siswa kita yang duduk di bangsu SMP/MTs melaksanakan Ujian Nasional (UNAS). Di berbagai sekolah telah nampak berbagai persiapan menjelang pelaksanaan ujian tersebut. Berbagai kegiatan mulai bimbingan belajar, pemantapan materi, dan pembahasan soal-soal ujian hampir setiap hari dilakukan. Tak kalah penting ritual do’a bersama selalu digelar untuk menyongsong pelaksanaan ujian nasional. bisa kita lihat para orang tua juga sangat memperhatikan proses pelaksanaan ujian nasional yang akan dihadapi oleh putra-putrinya.

Sesuai dengan himbauan pemerintah, saat ini beberapa sekolah telah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Harapannya dengan unas yang berbasis komputer adalah untuk meminimalkan kasus-kasus kebocoran soal dan kunci jawaban yang marak terjadi. Namun tentu saja tidak akan semudah membalik telapak tangan. Tuntutan sekolah terhadap keberhasilan ujian nasional masih mewarnai segala macam bentuk kecurangan. Sekolah akan melakukan berbagai cara untuk meraih kesuksesan tersebut. Rata-rata sekolah mulai melakukan persiapan ujian nasional sejak awal masuk semester genap. Segala macam teknik dan metode bimbingan belajar dilakukan untuk memberikan tips dan trik yang jitu dalam menghadapi ujian nasional. Sekolah seolah-olah mempunyai hajat yang besar dalam menyambut ujian nasional. Menjelang ujian nasional berlangsung sekolah juga melakukan tradisi do’a bersama yang diikuti oleh seluruh warga sekolah dan wali murid.

Itu merupakan bukti bahwa unas selalu mendapatkan perhatian khusus pada setiap tahun pelajaran. Apalagi mulai tahun ini pemerintah mengharuskan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di setiap sekolah. Harapannya adalah UNBK dapat memberikan keamanan tinggi terhadap kemungkinan tindak kecurangan. Seperti yang dijelaskan dalam panduan dapodik UNBK adalah Tes Terkomputerisasi atau Computerized Based Test (CBT) adalah tes berbasis komputer yang penyajian dan pemilihan soalnya dilakukan secara terkomputerisasi sehingga setiap peserta tes mendapatkan paket soal yang berbeda-beda. Nantinya, setiap siswa akan mengerjakan soal tes UN dihadapan sebuah PC (bisa komputer/laptop) yang terhubung dengan server UNBK pusat. Mereka tak lagi mengerjakan secara konvensional dengan menggunakan kertas dan pensil. (http://www.panduandapodik.id,11/16)

Mencermati penjelasan tersebut, UNBK bisa menghambat kendala-kendala pelaksanaan unas seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Soal-soal akan dapat diakses siswa pada saat dia sudah memasukkan user name atau nomor ujian. Soal yang dihadapi siswa tentu saja berbeda-beda ssuai dengan paket soal. Kemungkinan bocornya soal dan kunci jawaban menjadi sangat minim. Lantas bagaimana sekolah menghadapi itu semua. Selama ini banyak sekolah yang khawatir dengan kondisi siswa mereka yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Siswa-siswa seperti itu yang menjadititik rawan ketidak berhasilan ujian nasional. Tentu saja hal tersebut membuat sekolah memutar otak untuk menanganinya.

Sejauh ini jika ada kasus kebocoran soal jawaban pada UNBK perlu dipertanyakan. Karena hal itu menjadi sangat sulit. Tetapi itu bisa saja dilakukan oleh orang-orang yang mengerti sistem pengelolaan UNBK itu sendiri. Jadi hal itu perlu juga untuk diwaspadai. Selanjutnya jika tidak bisa memberikan bocoran soal atau kunci jawaban kemungkinan kecurangan bisa dilakukan pada pihak terkait yang berada di dalam ruangan ujian. Bisa jadi itu proktor atau justru pengawas ujian nasional. meski ujian dilakukan secara online juga tetap ada pengawasan dan ada proktor selaku petugas teknis UNBK.

Momentum ujian nasional hendaknya bisa dijadikan sarana penerapan pendidikan karakter kepada siswa. Pihak sekolah hendaknya tidak merusak konsep kejujuran yang telah ditanamkan pada diri anak. Sebisa mungkin sekolah harus dapat melahirkan keyakinan pada diri anak bahwa yang terpenting adalah usaha keras disertai kejujuran. Yang patut dilakukan adalah dengan menguatkan semangat belajar anak dan bekerja keras menurut kemampuan mereka sendiri. apapun hasil yang diperoleh akan mencerminkan kemampuan masing-masing anak.

Jika yang dilakukan justru sebaliknya, sekolah memakai cara yang penuh kecurangan dan ketidakjujuran maka moment UNAS hanya merupakan sarana merusak karakter kejujuran yang telah terbentuk selama sekian tahun. Oleh karena itu jangan sampai sekolah bertindak gegabah hanya demi nama baik sekolah yang ingin mendapatkan standart maksimal pada perolehan nilai ujian nasional. Marilah bersama-sama kita bentuk mental dan karakter generasi muda dengan melaksanakan ujian nasional yang menjunjung tinggi konsep dan karakter kejujuran.