#TantanganMenulisGurusiana Hari Ke-222

23 Agustus 1935 lahir bayi perempuan di desa Dekso, Kulon Progo, Yogyakarta yang diberi nama Sudarinah. Putri seorang Carik di desa tersebut yang tinggal di sebelah utara Pasar Dekso.

Setelah menyelesaikan SGA di sekolah calon guru jalan Kahar Muzakir Yogyakarta (sekarang SMP Negeri 8 Yogyakarta), Sudarinah mengabdikan diri sebagai guru Sekolah Dasar di Brosot Kulon Progo.

Hari-hari Sudarinah muda diisi dengan kesibukan mengajar di SD dekat pantai Trisik. Di SD itu pulalah Sudarinah mengenal pemuda dari kota Surakarta, yang juga mengabdikan diri sebagi guru. Pemuda yang telah merebut hati Sudarinah itu bernama RM. Hadi Supardi.

Setelah RM. Hadi Supardi meminang Sudarinah, mereka tinggal di rumah Pak Bei atau Pak Arjo. Hingga kemudian lahirlah putri pertama mereka diberi nama Ambar, disusul tiga anak laki-laki dengan nama Budi, Cidiarto, dan Danar.

Selanjutnya Pasangan suami istri ini dimutasi untuk mengajar di SD Negeri di kota Yogyakarta. Setelah tinggal di Singosaren Yogyakarta lahir anak perempuan diberi nama Etik, dan adiknya laki-laki bernama Fajar. Sehingga nama depan enam anak mereka berurutan sesuai abjad: A, B, C, D, E, dan F.

Kemudian mereka pindah ke rumah di Ketanggungan Yogyakarta. Di akhir tugas mereka bapak Hadi Supardi sebagai Kasi Tenaga Teknis di Pemerintah Provinsi DIY dan ibu Sudarinah sebagai Kepsek SD Negeri Rejodadi Kabupaten Bantul. Namun pada tahun 2001 bapak Hadi Supardi mendahului dipanggil Yang Maha Kuasa.

Pada milad ke-85 hari ini ibu Sudarinah telah dikaruniai cucu 8 orang dan buyut 3 orang. Kebetulan perayaan sederhana dengan memotong tumpeng juga dibarengi dengan milad ke-47 mbak Sinta, menantunya dan millad ke-4 Nauren, buyutnya.

Selamat milad ke-85 eyang Sudarinah, semoga selalu sehat, bahagia, dan diberi husnul khatimah ketika Alloh SWT memanggil untuk menyusul almarhum eyang Hadi Supardi. Aamiin YRA.