GURU, PEJUANG LITERASI TIADA HENTI
Bismillahirrahmanirrahim,
#Hari ke-46
# Opini
#Menulis untuk lomba Agustus
Guru, Pejuang Literasi Tiada Henti
Sejalan dengan program pemerintah, Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, geliat literasi akhir-akhir ini bergema ke seluruh penjuru negeri. Gaungnya telah menularkan energi positif ke berbagai lapisan masyarakat. Mereka adalah kalangan yang sangat membutuhkan informasi yang selalu update (terkini ), dalam menunjang pekerjaan atau karir mereka. Dan salah satunya adalah para guru. Untuk menunjang proses pembelajaran baik tatap muka maupun tatap maya, seorang guru dituntut selalu menghadirkan inovasi. Agar proses pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan dan mudah dipahami. Sehingga proses belajar akan menjadi rutinitas yang selalu dirindukan para siswanya.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka tidak berlebihan jika guru disebut sebagai pejuang literasi yang sesungguhnya. Karena faktanya sejak jaman dahulu ketika masih era konvensional sampai saat ini era digital, semua guru / dosen selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam hal bacaan atau sumber belajar yang sesuai untuk siswa atau mahasiswanya. Guru Paud mulai menanamkan dasar-dasar literasi melalui nyanyian, hafalan dan permainan. Guru Taman Kanak-kanak mulai mengenalkan huruf dan angka. Guru Sekolah Dasar mengenalkan konsep-konsep dasar sains dan numerisasi. Guru Sekolah Menengah lebih menekankan literasi tentang hal yang lebih khusus sesuai mata pelajaran yang diampu. Dan di perguruan tinggi dosen menjadi referensi bagi para mahasiswanya dalam memilih buku untuk mata kuliah tertentu.
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini, literasi digital telah mendominasi kancah dunia secara global. Bak kantong ajaib milik "Doraemon", hanya dengan satu sentuhan jari kita akan dengan mudah memperoleh apa yang diinginkan. Di sini pun peran guru sebagai orang tua kedua di sekolah harus proaktif memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa agar mereka bijak dalam menggunakan internet. Jadi walaupun dimungkinkan siswa lebih pandai dari gurunya, tetapi guru harus selangkah di depan siswanya. Caranya yaitu harus selalu update informasi terkini yang sedang buming di dunia nyata dan dunia maya. Sehingga guru segera dapat memberikan penjelasan jika siswa bertanya tentang masalah tersebut. Tetapi kemudian masalah baru muncul ketika para guru senior menganggap tekhnologi sebagai barang baru dan asing. Sehingga menjadikan mereka gagap teknologi alias gaptek. Terlebih mereka yang tinggal di desa. Yang biasanya kalau pergi ke kota ada agenda mampir ke toko buku, kini merasa tak perlu lagi. Yang biasanya betah membolak-balik lembaran buku beratus-ratus halaman, kini harus berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti kemajuan jaman dengan belajar mengoperasikan komputer atau laptop dan smartphone. Tak berhenti sampai di sini, dengan semangat baja para guru berupaya menaklukkan tantangan literasi ini dengan mengikuti webinar-webinar yang diadakan oleh berbagai instansi. Bertanya kepada yang sudah mahir dan berbagi kepada yang belum bisa, menjadi cara yang sangat indah. Terkadang muncul momen- momen lucu saat para guru gaptek mengikuti kelas webinar di mana mereka harus absen secara online. Ketika seorang rekan telah berhasil upload absen, maka rekan yang lain akan menjadi heboh karena absen mereka gagal. Begitu pula saat download sertifikat. WAG akan ramai karena rekan yang satu sudah posting e-sertifikat mereka, sedangkan yang lain belum berhasil download. Itu salah satu pengalaman penulis.
Kini tantangan demi tantangan telah ditaklukkan, bukan berarti tugas kami para guru telah usai. Masih ada tugas berat yang senantiasa menanti sentuhan tangan para guru. Yakni menularkan virus literasi kepada keluarga, kepada siswa, kepada rekan dan handai taulan. Terus menerus membangkitkan minat baca dan semangat belajar, baik melalui buku-buku maupun melalui internet. Semua itu demi terwujudnya generasi bangsa yang lebih bermartabat di masa depan. Aamiiin.
Wringinagung,09 Agustus 2020
Profil Penulis
Penulis bernama Nurhayati,S.Pd, saat ini dinas di SDN Wringinagung 04 Kecamatan Jombang Jember. Motto: Menulis adalah ibadah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga virus literasi menular kemana2 ya bu. Aamiin.Salam sukses bu
Aamiin terimakasih bun
semoga menjadi pemenang ya bu..keren ulasannya
Semoga masuk dalam buku, Bu.. sukses selalu buat Ibu ya..
Aamiin. Terimakasih bun
Sebuah artikel yg padat berisi dan bernas. Semoga masuk nimonasi ya, bu.. Salam semangat bu...
Aamiiin terimakasih bun
Keren Bun. Semoga lolos. Sukses selalu. Salam Literasi.
Aamiiin. Salam Literasi
Kerennn. Semoga tulsian kita masuk nominasi ya bu
Aamiiin
Mantap Bu. Semoga lolos ya. Salam literasi
Keren, semooga juara. Aamiin
Aamiin. Ternyata bun
salut dengan kesungguhan dan kekuatan terus menerima tantangannya bunda, keren banget bunda, salam sukses selalu