Nurhayati

Lahir di Desa Buniseuri kecamatan Cipaku Kab.Ciamis Sekolah SDN SUKAMAJU Cijoho MTsN Buniseuri SPGN Probolinggo IKIP PGRI UT PGSD Menulis untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Asa di Ujung Senja

Merajut Asa di Ujung Senja

Bismillahirrahmanirrahim,

#Hari ke-41

#cerpen

 

Merajut Asa di Ujung Senja (17)

 

Malam syahdu di kamar mempelai berlalu penuh keindahan, kenikmatan yang melenakan. Tapi tidak halnya bagi insan yang hatinya selalu terpaut kepada Rabbnya. Mereka adalah insan-insan pilihan yang tak sudi menggadaikan  walau sedetik  waktu yang mustajabah hanya untuk kesenangan dunia yang sesaat.  Sepertiga malam  terakhir telah tiba. Mandi janabah di malam yang dingin bukanlah hal yang berat. Kerinduan akan cumbu rayu bersama Sang khalik lebih kuat menarik jiwa mereka. Ya, insan pilihan, karena tidak semua insan diberkahi hidayah untuk dapat bercengkrama dengan Sang Maha Kasih. Di saat sebagian manusia lebih memilih menarik selimut dan merapatkannya, para Shalihin ini selalu bergegas berlomba-lomba menghidupkan malam tanpa alasan apapun.... Dan keluarga Pak Harun adalah salah satu keluarga yang selalu menjaga waktu sepertiga malam terakhir.  Waktu paling mustajabah dimana para malaikat atas perintah Allah membagikan rizki dan ampunan. Mengabulkan doa dan permohonan. Setelah melaksanakan tahajud,  Kemal dan istrinya kembali ke tempat tidur, dan kembali tenggelam dalam lautan cinta penuh gelora. Mandi yang kedua kalinya malam itu membuat mereka semakin akrab. Dan sebelum adzan subuh berkumandang, mereka telah melangkahkan kaki menuju mushalla dekat rumah. 

 

 

 

 

Pagi yang hangat, di dapur Bi Is, May dan Bu Minah istri Pak Karjo yang selalu datang selepas subuh tampak sibuk menyiapkan sarapan pagi. Tiba-tiba Abdel menghampiri ibu mertuanya, " Nak Abdel, mana Aisyah? Kok tumben...?'' Bu Is memandang Abdel. 

"Itulah Bu, sejak semalam dia mengeluh pusing, badannya agak meriang" Abdel berniat mengambil air panas dari dispenser. Bu Is agak terkejut "Oh  makanya tadi gak berjamaah ibu kira lagi haid..." Bergegas Bu Is beranjak ke kamar Aisyah diikuti Abdel yang membawa segelas air hangat. Di kamar,  didapatinya Aisyah sedang di kamar mandi..." Huweek...huweeek..." Abdel segera membimbingnya kembali ke kamar. Bu Is terlihat cemas, dirabanya kening putrinya. "Aisy? Kamu kenapa ?"

"Gapapa Bu, mungkin cuma masuk angin..." Wajah Aisyah pucat pasi. Abdel memegang pundak istrinya yang terkulai lemah. "Minumlah sedikit Yang.." Dia meminumkan air hangat yang tadi dibawanya. Tiba-tiba Bu Is berbalik menatap Aisyah dan berkata, "Aisy, kapan kamu terakhir haid?!" 

"Lupa buk...hhh...", Aisyah menghela napas berat. 

Abdel dan Bu Is saling berpandangan.

" Jangan-jangan....Abdel ayo bawa istrimu ke puskesmas periksa ke bidan !" 

Tiba-tiba Pak Harun mendekat, "Sudaaah, telpon saja Nak Abdel,  nih cari nomor bidan Rosita " Pak Harun memberikan gawai yang dipegangnya kepada Abdel. Dengan cekatan Abdel mencari kontak yang dimaksud dan  menelpon. Terdengar dari seberang telepon, "Assalamu'alaikum Pak Haji". 

"Waalaikum salam, Bu ini saya suami Aisyah. Aisyah sedang tidak sehat mohon ibu periksa ..."  Suara Abdel terbata-bata karena mencemaskan istrinya. "  Oh saya kira Pak Haji..Iya mas, sebentar saya ke sana..."

"Terimakasih Bu, Assalamu'alaikum.."

Abdel kembali menghampiri istrinya, dinaikkannya Aisyah ke tempat tidur. "Sudah sabar ya tunggu Bu Rosita datang..." Pak Harun menenangkan Abdel yang terlihat cemas. Bu Is nampak kembali ke dapur. " Kenapa dengan Aisy  Bu?" May menyongsongnya dengan penasaran. Kemal yang melangkah dari luar tersenyum, "Aahh, biasa dia tuh manja"

"Huss, ini serius Kemal. Mudah-mudahan firasat ibu benar.." Bu Is nampak penuh harap.

"Mungkin non Aisy mengandung Bu?", Bu Minah tiba-tiba nimbrung. 

"Alhamdulillaah, barakallah..." Ucap May dan Kemal hampir bersamaan. 

"Entahlah, masih nunggu kepastian dari Bu Rosita", ucap Bu Is harap-harap cemas. 

 

 

 

"Assalamu'alaikum.."

"Waalaikum salam.., silakan Bu Ros" Terdengar Pak Harun mempersilakan tamu. Bu Is beranjak ke depan dan mengajak Bu bidan itu menuju kamar Aisyah. Aisyah yang tergolek lemas terlihat memejamkan mata. Abdel yang ada disebelahnya terus menggenggam erat tangan istrinya yang dingin. Untuk beberapa saat Bidan Rosita memeriksa Aisyah dan tersenyum, "Alhmdulillah, selamat Mas Abdel bakal jadi ayah...",  Ucap Bu Ros. 

"Alhamdulilaaah..., Aisy kita akan segera dikaruniai anak...Aisy sayang buka matamu...!", Abdel tak kuasa menahan perasaannya. 

" Sebaiknya biarkan Aisy istirahat beberapa hari, sepertinya dia kelelahan. Nanti saya beri vitamin dan penguat kandungan"  ujar bidan Rosita sambil mengambil beberapa obat dari dalam tas yang dibawanya.  Bu Is nampak tersenyum senang. Berkali-kali dia dan Pak Harun mengucap syukur. Tak ketinggalan May dan Kemal serta Bu Minah. "Alhamdulilah sebentar lagi ibu bakal jadi nenek",  Kemal memeluk  ibunya. 

" Eh tapi ingat .... belum lengkap kalau May belum memberiku cucu juga" Bu Is melepaskan pelukan putranya. May tersipu mendengar ucapan mertuanya. "Insya Allah, jika Allah berkenan Bu...Ibu banyak-banyak doain kami yaaah" ucap Kemal sambil memandang istrinya mesra. 

 

 

 

Hari-hari bahagia kemudian terasa selalu melingkupi keluarga Pak Harun. Perlahan-lahan May mulai terbiasa dengan keceriaan keluarga suaminya. 

Dia hanya menangis kala bersujud di waktu tahajud bersama suaminya. Tak putus Kemal membimbingnya. Menguatkan keimanannya, meyakinkan keluasan ampunan  Sang Maha Pengampun, memberikan semangat untuk terus  bersyukur, beramal dan beribadah semaksimal mungkin. Tanpa kenal lelah. Sebagaimana Allah telah menganugerahkan nikmat yang tak terbilang jumlahnya. Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam. Dari waktu ke waktu, anugerah nikmatNya tak pernah putus. Sehingga pantas Allah menanyakan kapada makhluknya, Fabiayyi Alaa'i  rabbikumaa tukadzdzibaan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan...

 

 

Bersambung

 

Wringinagung, 04 Agustus 2020

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makin seru ceritanya Bu, akan seperti apakah endingnya? Hehe sukses selalu Bu.

04 Aug
Balas

Terimakasih pak. Ditunggu ya hehehehe

05 Aug

Semoga keluarga Pak Harun terus bahagia

04 Aug
Balas

Aamiiin. Terimakasih bunda sudah berkunjung

05 Aug

Lanjutt

04 Aug
Balas

Insya Allah Bun. Terimakasih sudah berkunjung

05 Aug



search

New Post