Merajut Asa di Ujung Senja
Bismillahirrahmanirrahim,
#Hari ke-23
#cerpen
Merajut Asa di Ujung Senja (3)
Seperti biasa, setiap pagi Pak Harun bersiap hendak berangkat mengawasi para pekerja di sawahnya yang cukup luas. Bu Is dan Aisyah sibuk di dapur menyiapkan sarapan, sementara itu Kemal mencuci motornya. Sambil membawa segelas susu hangat dan semangkuk bubur, Aisyah berbisik kepada ibunya, "Bu saya ke kamar dulu ya", Ibunya hanya mengangguk. Ketika Aisyah sampai di dalam kamar, dilihatnya wanita itu sedang duduk menghadap jendela. "Alhamdulilah, mbak sudah bangun, ayo sarapan dulu biar tenaganya cepat pulih", ujarnya sambil meletakkan nampan berisi segelas susu dan semangkuk bubur tadi. "Terimakasih ya", katanya tersenyum manis. "Iyaa... Habisin ya saya ke belakang dulu".
"Sebentar perkenalkan saya May, kamu?" Wanita itu mengulurkan tangannya. " Saya Aisyah, sudah makan dulu nanti kita lanjutin ngobrolnya ya", Aisyah beranjak keluar.
Di ruang tengah dia berpapasan dengan kakaknya, "Hei, gimana keadaannya?", Tanya Kemal menunjuk ke kamar Aisyah. "Namanya May, Liat aja sendiri" jawab Aisyah sambil berlalu. " Heh gak boleh bukan muhrim, harus didampingi ibu atau Aisyah", Ibunya memotong.
"Iya Bu", jawab keduanya bersamaan.
May nama wanita itu adalah seorang wanita panggilan yang malang. Sebenarnya dia berasal dari panti asuhan yang diadopsi oleh sebuah keluarga. Ketika kedua orang tua angkatnya meninggal karena kecelakaan, hidupnya sebatang kara. Dia tertipu temannya sendiri yang telah menjualnya kepada lelaki hidung belang. Ternyata lelaki itu malah merampok dan menyiksanya. Dan tubuhnya dibuang di tepi jalan. Kemudian ditemukan dan ditolong Kemal. Berpakaian mini dan make up tebal adalah ciri khasnya. Dia tinggal sendiri di sebuah kamar kos yang sangat sederhana tanpa keluarga dan kerabat. Dia hidup sangat tertutup. Tak seorang pun yang mengenalnya di lingkungan sekitar kosannya. Dia hanya keluar pada malam hari.
Sudah dua hari May berada di rumah Bu Is tanpa sepengetahuan Pak Harun. Malam itu dia berniat berpamitan, "Aisyah, saya mengucapkan banyak terima kasih kalian sekeluarga telah menyelamatkannya nyawa saya, sekarang saya ingin pamit. Saya merasa tidak pantas berada di sini. Saya malu, saya kotor, saya ini menjijikkan", katanya menunduk.
" Saya kira itu sudah menjadi kewajiban kita untuk saling menolong, mbak. Sebaiknya tunggu kakakku pulang biar diantar ya", kata Aisyah yang diiyakan ibunya. Percakapan mereka terhenti, ketika tiba-tiba Pak Harun muncul di depan pintu kamar Aisyah. " Di sini rupanya kalian. Bu, bapak mau ke rumah Karjo dulu, mau suruh dia angkut pupuk besok", Pak Harun melihat sekilas kepada May. May membungkukkan badannya memberi salam. " Teman Aisyah ya, kok gak pernah liat?"
" Eh...e...iya ". Gugup May menjawabnya.
" Kok tidak telpon aja sih,Pak?" Bu Is mengalihkan pembicaraan sambil mengajak suaminya ke luar kamar. Karjo adalah orang kepercayaan Pak Harun yang mengurus sawah dan ladang miliknya.
Beberapa saat kemudian Kemal pun tiba dan segera dipapak Aisyah, "Kak, Mbak May mau pamit katanya, tuh dia sudah siap-siap ibu ingin Kakak antar dia".
Kemal tak berkata apapun dia terus melangkah mengikuti adiknya.
"Aisy, biarkan kakak mandi dan istirahat dulu, saya naik gojek aja" May merasa tidak enak hati. Kemal terdiam, ada perasaan berat jauh di relung hatinya. Dia tak ingin May pergi. " Heh, kok malah bengong, sana mandi bau nih .. !", Aisyah membuyarkan lamunannya. Kemal pun berlalu ke kamarnya. Beberapa menit kemudian dia keluar lagi setelah membersihkan badannya. Dengan kaos biru dan celana jeans, dia kelihatan lebih segar dan santai. Bu Is segera menarik tangan Kemal dan berbisik,"Bawa mobil saja Kemal, biar gak ada yang liat. Dan ingat segera kembali ya". Kemal tersenyum melihat ibunya berkata seakan dia masih kecil. " Siap, Bu..!", Kemal bersikap seperti memberi hormat kepada bendera. Bu Is melotot sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Bersambung
Wringinagung, 16 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren... nunggu sambungannya.. tulisan yang bagus Bu
Terimakasih bunda
Menawan bucantik. Ditunggu kelajutannya
keluarga yg salih...
makin inspiratif, semoga makin sukses teman gurusianer
Ditunggu kelanjutannya ya bu
ditunggu kelanjutannyasukses selalu bu
menarik, ditunggu kelanjutannya ya buuu...