Nurhayati

Lahir di Desa Buniseuri kecamatan Cipaku Kab.Ciamis Sekolah SDN SUKAMAJU Cijoho MTsN Buniseuri SPGN Probolinggo IKIP PGRI UT PGSD Menulis untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Asa di Ujung Senja

Merajut Asa di Ujung Senja

Bismillahirrahmanirrahim,

#Hari ke-32

#cerpen

Merajut asa di Ujung Senja (11)

"Assalamu'alaikum..." Kemal memberi salam.

"Waalaikum salam, silahkan Nak Kemal", Bu Hamidah mempersilakan Kal duduk.

"Bunda, sengaja saya datang lebih awal untuk menanyakan tentang janji Bunda kepada saya", Kemal tidak sabar. Bu Hamidah tersenyum arif. "Hmm, dasar anak muda maunya to the point' saja" batin Bu Hamidah.

" Begini Nak, ee...dari mana ya saya memulainya" Bu Hamidah nampak ragu. Dia menghela napas panjang seakan ingin mengumpulkan kekuatan untuk menceritakan kisah May yang pilu. Kemal memperhatikan sikap Bu Panti itu dengan gusar. "Sebelumnya saya ingin tahu, apa tujuan Nak Kemal ingin menemui May?" Bu Hamidah menatap Kemal. "Saya ingin menanyakan kabarnya saja Bun, ingin berteman baik dengan dia, bolehkah?" Kemal bersemangat. Kembali Bu Hamidah tersenyum sambil mengangguk- angguk. "Nak...May sudah menceritakan semuanya kepada saya, dia menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan Nak Kemal sekeluarga dan mohon maap karena tidak bisa membalas semua kebaikan kalian" tutur Bu Hamidah. Kemal tersenyum,

" Saya bukan mau minta dia berterima kasih kok Bun, cuma... mengapa dia tidak sampaikan sendiri Bun?" Kemal semakin penasaran. Bu Hamidah tercenung, dia teringat semua kepedihan yang dirasakan May. " Nak, setelah saya mendengar kisah hidupnya saya menghargai semua keputusan May, dia tak mau menemui laki-laki manapun kecuali yang akan menjadi suaminya kelak". Kali ini giliran Kemal yang manggut-manggut mendengar ucapan Bu Hamidah.

"Baiklah Bun, saya akan menikahinya"

Ujar Kemal mantap. Bu Hamidah sedikit terkejut, "Oh anak muda, tidak-tidak.. melamar gadis bukan hal yang semudah itu. Kau harus berpikir seribu kali untuk mempersunting wanita yang masa lalunya begitu kelam" Mata Bu Hamidah mulai berkaca-kaca. Kemal menghela napas. Sesaat keduanya terdiam. Hanyut dalam pikiran masing-masing. "Lalu saya harus bagaimana, Bun?", Kemal memecah kebisuan.

"Begini saja, Nak Kemal pikirkan dulu masak-masak, minta pendapat orang tua kalau perlu, dan mintalah pertolongan Allah dengan istikharah", ujar Bu Hamidah lembut. Kemal mengangguk,

"Baiklah Bun, saya akan istikharah". Ucapnya mantap. Bunda tersenyum lega mendengar jawaban Kemal.

Kajian di panti Jumat sore itu begitu bersemangat, anak-anak panti begitu antusias dengan materi 'kisah hidup Rasulullah' yang disampaikan Kemal. Dan Ustadz Kemal memang pandai membawa imajinasi anak-anak dalam ceritanya. Dan ketika jam menunjukkan pukul 17.00 Kemal mengakhiri kajiannya, anak-anak protes masih ingin mendengar kelanjutannya. "Baiklah adik-adik, kisah Rasulullah kita lanjutkan pada pertemuan berikutnya oke?", Setelah Kemal mengucapkan salam, anak-anak itupun menyalaminya dengan tertib. "Eh hampir lupa, saya bawa oleh-oleh untuk kalian!"

" Horeee....!" Tanpa menunggu komando lagi mereka berlarian menuju motor Kemal dan berebut menurunkan kardus besar yang ada di boncengannya. Bu Panti yang menyaksikan hal itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Senja menjelang, semburat jingga di ufuk barat berhias cahaya keemasan yang mulai sembunyi di balik malam. Kemal memacu motornya dengan santai. Kata-kata Bu Hamidah kembali terngiang-ngiang di telinganya. Harus beristikharah, ya istikharah mohon kepada Allah untuk memilihkan jodoh yang terbaik. Walaupun Kemal merasa sudah yakin ingin menikahi May, tapi dia selalu menempatkan Allah sebagai penunjuk utama dalam hidupnya. "Ya Allah, tunjukkanlah jalan kepada hambaMu ini", batin Kemal sepanjang perjalanan pulang. Sampai di rumah dilihatnya Aisyah dan suaminya tengah asyik bercengkrama. "Assalamu'alaikum..", ucapnya datar. "Waalaikum salam..", Abdel dan Aisyah serempak menjawab. Kemal tersenyum sekilas dan berniat melangkah ke dalam, "Kak, sini dulu ... Gimana apa dia mau menemui Kakak?" Aisyah menarik lengan kakaknya sambil berbisik. "Aah kepo ah kamu !" Kemal pura-pura ketus. Abdel suami Aisyah hanya senyum-senyum melihat tingkah kakak beradik itu. "Sanah, aku mau mandi dulu" Kemal pun berlalu diikuti pandangan Aisyah yang penasaran.

Seperti biasa selepas shalat magrib dan tadarus Alquran, keluarga Pak Harun berkumpul di meja makan. Suasana makan malam saat itu begitu nikmat. Kari ayam buatan Aisyah khusus untuk suaminya tercinta menjadi bahan perbincangan setelah makan malam usai. Aisyah memperhatikan kakaknya yang tidak begitu berselera, "Kak gimana enak kan kari ayamnya?" Aisyah senyum-senyum. "Oooh jadi kamu yang masak? pantesan gak enak", Kemal membalas dendam. "Iiiih, kakak! enak kan Mas?" Aisyah memandang suaminya. Bu Is dan suaminya hanya memperhatikan sambil tersenyum. Abdel mengacungkan kedua jempolnya. " Tuh kan, enak kan Bu?" Aisyah masih berusaha meyakinkan dirinya memandang pada ibunya.

" Sudaaah, jangan mencela makanan kita harus bersyukur atas nikmat yang Allah beri pada hari ini, kari ayamnya enak kok" Pak Harun menimpali.

"Iya iya enak, puas?" Kemal memandang adiknya.

" Pak, Bu saya mau menikah", Kemal berkata terbata-bata. Bu Is dan Aisyah yang sedang merapikan meja terkejut dan menghentikan pekerjaannya. "Masih dalam proses ta'aruf sih, doain Kemal ya, masih harus istikharah juga" Kemal mengungkapkan perasaannya.

" Wah siapa gadis yang beruntung itu ya?", Bu Is menatap Kemal. "Ooo, pantes makanan seenak apapun gak berasa, orang lagi jatuh cinta" Aisyah kembali menggoda. " Bawa dia kemari Kemal, kenalkan pada kami". Ujar Pak Harun berwibawa.

"Insya Allah nanti kalau sudah dapat jawaban Allah" ucap Kemal senang.

Bersambung

Wringinagung, 26 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ehm,,, Kemal keren pisan eui,,, ditunggu kelanjutannya teh,,, Sukses selalu. Muhun sudah saya follow

27 Jul
Balas

Wah ...saya ketinggalan nih bunda ceritanya bagus ternyata....

27 Jul
Balas



search

New Post