Kebahagiaan yang kurasakan minggu ini

1. Ajid juara satu

Adikku ayu baru saja berpulang kerahmatullah beberapa bulan yang lalu. Ia menderita sakit kanker selama satu tahun. Melihat sakitnya yang begitu parah, membuat kami pasrah dengan kepergiannya. Ayu meninggalkan seorang suami dan dua anak laki-laki yang berumur duabelas tahun dan enam tahun.

Ketika penerimaan raport MID semester beberapa hari yang lalu, nilai ujian Ajid, anak sulung Ayu sangat jelek. Dari semua mata pelajaran, hanya satu pelajaran yang dinyatakan tuntas. Wali kelasnya menyarankan agar Ajid dibawa konsultasi kepada seorang psikolog.

Betapa terkejutnya kami semua ketika papa Ajid memperlihatkan hasil kolsultasi dengan psikolog yang menyatakan Ajid termasuk kelompok borderline. IQnya berada di bawah klasifikasi bodoh. Kupandang wajah Ajid yang sedang bermain dengan adiknya. Mataku berkaca-kaca, kutahan agar tidak menangis. Kusampaikan pada papanya Ajid bahwa Ajid tidak bodoh, dia adalah anak yang membanggakan.

Ajid akan mengikuti khatam Al-Qur,an seminggu mendatang. Ada rasa cemas di hati kami sekeluarga apakah Ajid mampu melakukannya. Sebab jika di ajak belajar mengaji ada saja alasannya untuk mengelak. Aku berdoa kepada Allah agar dapat membimbing Ajid supaya hatinya lembut, dan dia diberi Allah kecerdasan. Kutanyakan padanya:’Ajid mau memberi mama kado yang indah? Sekarang mama kan di surga, malaikat akan datang membawakan kado Ajid untuk mama. Ajidpun menjawab,” mau, bu. Gimana caranya? Kujawab, ”Belajar mengaji yuk, nanti kita kirim pahalanya untuk mama. Itu kado spesial, lho”. Matanya berbinar-binar, :Ya, Ajid mau bu”.

Pertama mengaji, suaranya lambat sayup susah di dengar, kemudian agak keras. Hari kedua aku bujuk Ajid agar mau mengaji dengan suamiku yang biasa dipanggil ayah oleh anak-anak. Meskipun setengah dipaksa, akhirnya ia mau juga belajar mengaji. Kami semua mendukung dan menyemangati. Saudara sepupunya yang sama besar diikut sertakan belajar. Ajid sudah bisa mengaji keras, tajwidnya mulai diperbaiki. Semua berharap agar ia berhasil mengaji dengan baik. Kami berkeyakinan dengan membaca Al-Qur’an akan mempengaruhi kecerdasan seseorang. Peduli apa dengan pendapat psikolog?

Sampailah di hari yang dinanti, Ajid mengikuti haflah khatam Al-Qur’an di masjid dekat rumah. Terharu mendengar bacaan yang mengalun tenang, dengan suaranya yang merdu. Ayu..... anak Ayu mengaji untukmu. Semoga berbahagia ya. Ini kado dari Ajid, yu.....

. Kami semua berharap Ajid jadi juara bukan untuk kebanggaan, tetapi sebagai harapan, agar momen tersebut menjadi titik awal keberhasilannya. Agar percaya dirinya muncul, sekaligus pembuktian bahwa teori manusia tidak selamanya benar. Ajid, buktikan kamu pintar, kamu anak saleh, Ajid anak baik. Mama menunggu doa anak yang saleh. Sering kalimat itu yang kubisikkan di telinganya.

Sampailah pada acara pengumuman pemuncak Juara tiga, namanya tak disebut.. Juara dua, juga tak disebut Pupus sudah harapan, kataku dalam hati. Juara saaaaatuuuuu adalah, ..... juri diam . suasana sedikit didramatisir. “Juara satu, adalah Ammar Abdul Majid, anak dari abdul Mukhlis”, kata pembawa acara. Alhamdulillah, sebuah karunia Allah yang tak terhingga. Ayu.... Ajid juara satu ayu. Kebahagian kami sekeluarga, susah diungkapkan. Terima kasih ya Allah, Engkau beri kami karunia yang sangat besar. Jika Allah berkehendak, apapun bisa terjadi.

2. Alhamdulillah aku berangsur sehat

Pada jam istirahat di sekolah, ni Tin temanku menunjukkan sebuah penjelasan dari internet tentang penyakit herpes. Uni tersebut memperlihatkan gambar penderita sambil berseru: “aduh, ngerinya penyakit ini“. Begitu melihat gambar tersebut, aku tersentak karena yang kualami dalam dua hari belakangan ini sama dengan gambar yang kulihat. Badanku langsung lemas, keringat dingin keluar, tapi aku berusaha menutupi rasa sakitku ini. Aku takut jika teman teman tahu penyakitku mereka akan menjauhiku, begitu pikiranku. Untunglah aku diselamatkan oleh bunyi HP ku yang berdering, ternyata suamiku sudah datang menjemput. Kemudian aku berpamitan pada temanku untuk pulang.

Dalam perjalanan pulang aku bercerita kepada suami tentang sakit yang kualami. Pikiranku melayang mengingat vonis dokter dua puluh empat tahun yang lalu bahwa aku seorang penderita penyakit langka, yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak dipastikan juga obatnya. Ah... jangan jangan sakit lamaku berulang kembali. Aku menangis dengan air mata bercururan. Beruntung, aku diberi Allah teman hidup yang sangat mengerti deangan perasaan hatiku dan menerima kekuranganku. Setelah bertanya kepada dokter dan browsing di internet, ternyata memang aku penderita herpes zoster atau cacar ular. Mendengar namanya mengerikan, tapi aku lega karena bukan penyakit ITP yg langka itu yg kuderita sekarang.

Setelah lima puluh hari sakit yg kuderita sudah jauh berkurang. Aku bahagia sekali, sudah bisa mengikuti kegiatan sagusabu di kota padang walaupun sesekali terasa nyeri. Aku ingat perkatan Rasullullah kepada sahabat yang mengeluh ketika sakit, Rasullulllah mengatakan bahwa sakit panas satu hari dapat menghapus dosa satu tahun. Mudah mudahan sakitku segera pulih setelah 53 hari agar sesuai dengan usiaku saat ini, semoga semua dosaku dihapus Allah.

3. Pemilu berlangsung aman

Rabu 17 April 2019 adalah hari yang ditunggu tunggu semua warga Indonesia. Baru kali ini kualami pemilihan kepala negara dan wakil rakyat dilakukan serentak. Banyak peristiwa yang menyita perhatian, bahkan mata duniapun tertuju ke Indonesia. Aku melihat negeriku seperti permen nano nano yang punya berbagai macan rasa, sedang dincar banyak penyuka permen. Ada yang suka rasa manisnya kekayaan Indonesia, sehingga bertekad membawa permen itu ke negerinya meskipun menyebabkan penduduk negeriku seperti orang ngiler tapi tak punya uang untuk membelinya. Ada juga yang suka dengan rasa asin agak pedas, atau rasa lain yang tak jelas.

Jika menonton televisi atau membaca berita di media sosial, seperti akan ada perang besar di negeri yang kucintai ini. Ada yang bilang NKRI harga mati, ada juga yang bilang kita perang total.

Alhamdulillah, pemilu tanggal 17 April ini telang berlangsung lumayan aman,meskipun terdengar adanya berita kecurangan, kotak suara dibakar, money politik, dan lain lain. Mudah-mudahan kejadian tersebut seakan pupuk organik yang menjadikan Indonesia bertambah subur dan makmur.

Usaha sudah dilakukan, dan doapun sudah dimunajatkan, kepada Allah kuberserah agar negeriku menjadi negeri yang dicintai Allah, diselamatkan dari segala keburukan, aamiiin