Media Massa dan Potography
Hari Ke 161
Media massa baik cetak maupun media elektronik adalah salah satu sumber bacaan yang dibaca oleh masyarakat luas, heterogen dan terbuka. Demikian juga dengan Majalah Literasi Indonesia, yang dapat dinikmati oleh siapa saja, dibaca dimana saja. Oleh karena itu, maka tampilan dan sajiannya harus menarik baik tulisannya maupun gambar-gambarnya.
Tentang tulisan seperti yang disampaikan oleh Pemred MGI, Mas Eko Pras harus aktual, sesuai dengan bidangnya, agrumentasinya harus tinggi, teknik penulisannya harus dengan media, bahasanya lugas dan santun, komunikatif dan mudah dicerna.
Sedangkan gambar menurut Om Roy adalah sebagai sarana komunikasi yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Agar penulis dapat menampilkan gambar yang dapat berbicara, sesuai dengan tema dan nampak luar biasa maka harus mengetahui dasar-dasar photography. Misalnya shutter speed (rana) yaitu kecepatan celah kamera membuka dan menutup kembali. Kecepatan rana ini memengaruhi banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk. Kecepatan rana yang dinyatakan pada kamera merupakan bilangan per detik. Jika kamera anda nyatakan shutter speed 125 maka celah kamera akan membuka dan menutup kembali selama 1/125 detik. Maka, semakin besar angka shutter speed pada kamera, semakin cepat celah lensa dalam membuka dan menutup kembali dan cahaya yang akan masuk akan semakin sedikit, paparnya.
Sudah pahamkah pembaca? Kalau saya belum. Karena teknik ini harus disertai dengan praktik ya. Coba dulu kamera anda, sudahkah ketemu shutter speed-nya? Kalau sudah dicoba ya.
Berikutnya adalah ISO. Sebelum dilanjutkan apa itu ISO, cek lagi kamera anda. Adakah bagiannya yang bernama ISO? Ya betul. Kalau tidak ada berarti kamera anda itu rusak, harus segera di lem warna biru. Lempar kemana saja yang sekira aman, beli lagi yang baru. Biar hasil photographynya makin oke.
ISO merupakan tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO merupakan salah satu hal yang penting karena memengaruhi hasil gambar anda jika saat mengatur salah atau berlebih. Semakin besar ISO yang digunakan maka akan semakin besar dan sensitive terhadap cahaya tang didapatkannya.
Jadi… kamera juga memiliki rasa sensitif lho. Seperti kita yang suka sensi, baper, nangis, marah, jutek. ISO kita juga gak boleh berlebihan ya. Tar seperti hasil potonya. Kamera aja kalau berlebihan menggunakan ISO hasilnya gak akan bagus.
Yang sedang-sedang saja. Biar kalau diputusin, gak akan sakit hati banget..
Teknik selanjutnya, ikuti pada pelatihan berikutnya ya. Cek di pengumuman MGI. Ada kok jadwal-jadwal buat kita. Iya kita.. aku dan kamu..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ternyata kameraku ora ISO bun hihihi...tp gak jd dilem biru...syg hihihi
Is.. Wajib di lem itu
Ternyata kameraku ora ISO bun hihihi...tp gak jd dilem biru...syg hihihi
Terima kasih infonya buk
Sama bun.. Tinggal berlatih nih
Wis mantap .tinggal praktek nya neh
Iyah .. Hayu kita cus poto
Keren bucan....
Apanya nih yg keyen bun.. Trims ya..
Mantap teknik photography nya bu
Ya bun. Tinggal praktiknya. Hari ini materi brikutnya