Nurhidayah Ilyas

Merupakan putri kedua pasangan Almarhum Bapak H.M.Ilyas HM dan Almarhumah Ibu Hj.Arifah Arif. Saat ini bertugas di SMPN 2 Suppa Kabupaten Pinrang, Sulawesi Sela...

Selengkapnya
Navigasi Web
DALAM BIMBANG KUBERSERAH

DALAM BIMBANG KUBERSERAH

Subhanallah, Walhamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallaah, Allahu akbar. Tak lepas ucapan tasbih, tahmid, dan tahlil aku bisikkan. Manakala menyaksikan namaku ada dalam pengumuman penerimaan SK CPNS Daerah tahun 2007 melalui formasi Guru Bantu Nasional. Sungguh, Allah tidak pernah tidur. Allah senantiasa mendengar rintihan hambaNya yang meminta. Bukankah Allah sendiri telah berfirman dalam Alqur’an, :

Waqaala rabbukum ud’uunii astajib lakum

“Dan Rabbmu berfirman: Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu”.

Dan seperti janji Allah dalam surat Al Mujadilah ayat 11 :

Yarfa’illaahul ladziina aamanuu minkum walladziina uutul ‘ilma darojaat. Walloohu bimaa ta’maluuna khobiir “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

Aku kabarkan berita bahagia ini kepada kedua orang tuaku. Sujud syukur kami lakukan bukti pengakuan betapa lemahnya diri ini dibandingkan kuasa Allah SWT. Aku semakin yakin bahwa Allah hanya sedang menguji diriku. Selalu ada cerita indah di balik kesedihan. Bahagia dengan anugerah ini selanjutnya diwarnai dengan sedikit kekalutan.

Bagaimana tidak? Aku baru saja merasakan bahagianya memiliki rumah, setelah tiga tahun mengontrak di Rumah Sewa Pondok Melati. Aku pun harus meninggalkan keluarga untuk bertugas di sekolah pesisir yang jaraknya kurang lebih 110 km dari rumahku. Namun, lagi – lagi demi cita – cita, semuanya harus kulalui. Kembali kualirkan energi positif dalam diriku. Bersyukurlah, maka Allah akan tambahkan nikmatNya. Kalimat ini selalu kuingat. Karena itulah, sebagai bukti syukurku, aku putuskan untuk berangkat memenuhi tugas negara, janji pada ibu pertiwi.

Ketika memasuki batas Kampung Tanjung Batu, nampak gapura kayu ulin sederhana bertuliskan, “Selamat datang di Kampung Wisata Bahari, Kampung Tanjung Batu Kecamatan Pulau Derawan”. hatiku bergetar. Yaa Allah, di sinilah tempatku bertugas entah sampai kapan. Terima kasih yaa Rabb, tak henti – henti kuucap syukur meski ada sedikit beban di hati. Kucoba tenangkan hati sambil merapalkan doa. Doa yang dibaca ketika sampai di tempat yang dituju.

Allaahumma innii as alukal khairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a'uudzubika min syarrihaa wa syaarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.

“Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan tempat ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di dalamnya.”

Memasuki tahun ketiga bertugas di Kampung Tanjung Batu, aku merasa semuanya dapat berjalan lancar. Ajakan dari bapak kepala sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua, mulai kupikirkan. Bukankah ini adalah keinginanku sejak dulu? Aku pun mulai menghitung – hitung uang simpananku. Tertera dengan jelas dalam buku tabungan, nominal dua puluh enam juta rupiah. Cukup untuk membayar SPP selama empat semester. Jadi tinggal memikirkan biaya transportasi pergi dan pulang, Berau – Samarinda.

Namun aku dilanda kebimbangan. Nominal uang itu pun sudah cukup untuk setoran awal ongkos naik haji (ONH). Bukankah ini justru merupakan impian besarku? Ah, sungguh aku dilanda kebimbangan. Ada yang berbisik di hatiku, melanjutkan pendidikan juga sangat berimbas pada karir, dan hasil itu nanti aku bisa kembali menabung untuk ibadah haji. Namun di sisi hati yang lain, ada ketidakrelaan. Ya Rabb, bimbing aku.

Dalam kebimbangan itu, aku meminta pendapat bapak dan mama. Memang menjadi satu keharusan bagi diriku untuk selalu meminta pandangan terkait apapun yang akan aku lakukan. Baik bapak maupun mama menyarankan untuk lebih mendahulukan niat ibadah daripada melanjutkan pendidikan. Bapak memberikan pandangan yang cukup bijak menurutku.

“Dahulukan setoran hajimu, Nak. Insya Allah selanjutnya pasti akan mudah bagimu mengumpulkan uang untuk persiapan lanjut S2. Bukan tidak mungkin, sambil menunggu waktu keberangkatan haji kau sudah bisa kuliah. Yakinlah, Nak. Bismillah. Sholat istikharah, minta petunjuk Allah.”

Bapak dan mama memang selalu menjadi the best advisor untuk anak – anaknya. Aku pun menuruti nasihat bapak. Ya, sholat istikharah sepertinya adalah langkah terbaik. Sholat istikharah merupakan ibadah sholat sunnah yang dilakukan umat Muslim dalam upaya memohon kepada Allah agar memberikan pilihan terbaik dalam memutuskan suatu perkara. Di samping itu, sholat istikharah juga dapat dilakukan untuk menentukan sebuah perkara yang belum jelas kebaikan dan keburukannya. Sehingga melalui sholat istikharah, Allah dapat memberikan petunjuk saat menentukan beragam pilihan yang sedang dihadapi setiap Muslim. Begitu yang pernah aku pelajari saat masih bersekolah di Madrasah dulu.

Dua rakaat sholat istikharah kulakukan dengan sangat khusyu’. Suasana perumahan sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk, memang sangat tepat untuk menyepi. Aku mengakhiri dzikirku malam itu dengan untaian do’a :

“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi.”

Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya, aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang Agung. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah Dzat yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan persoalannya) adalah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka tentukanlah untukku, mudahkanlah jalannya dan berkahilah aku di dalamnya.

Ya Allah, dalam bimbangku ku berserah diri hanya pada-Mu. Tiada tuhan selain Engkau, yang kuasa atas segala hal di muka bumi ini. laa hawla wa laa quwwata illaa billaah.

#Tantangan Menulis Hari Ke-355

#Perjalanan Menuju Baitullah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap literasinya. Salam sesama Guru Bantu

06 Mar
Balas

Sudah like & follow juga

06 Mar
Balas



search

New Post