Sesaat aku menatap lembaran kertas yang hampir menguning itu. Ada tulisan tanganku yang amat rapi terukir di sana.

"Anta Maa Taquulu, Kamu adalah apa yang kamu katakan... So think First before you speak because you're what you say...

Allaahu Rabbiy, kuatkan iman kami... indahkan lisan kami... Pantaskan kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

😥😥😥

Menemukan buku itu sebenarnya tidak menguntungkan buatku. Sebab sejatinya aku sangat berharap dapat melupakan seuntai kenangan yang sangat tak mengenakkan. Namun, apalah daya... Kenangan pahit itu kembali memenuhi ingatan... Namun kutepis. Bukan saatnya lagi duduk tergugu, lalu meratapi nasib dalam Isak yang tak kunjung reda... Yang lalu biarlah berlalu.

Aku hanya menitipkan do'a... Semoga kita semua dapat menjaga lisan dari omongan-omongan yang tak bermanfaat. Aamiin ya Mujibassaa'iliin 🤲🏼