Asisten Rumah Tangga bagi saya adalah pahlawan domestik yang sangat membantu pekerjaan rumah tangga. Bagaimana tidak ? semua pekerjaan rumah tangga yang begitu menyita waktu karena dikerjakan dari mulai bangun tidur sampai kita mau tidur lagi benar - benar bisa dia kerjakan dengan baik dan hasilnya memuaskan. Pagi hari saat dia datang ke rumah, kondisi rumah masih berantakan dan sore hari saat dia pulang kondisi rumah sudah bersih dan rapi. Keadaan sebaliknya ini akan sangat terasa saat dia tidak bisa hadir karena sakit atau berhalangan karena dia memiliki kegiatan dan acara keluarga. saya begitu merasa pekerjaan rumah tangga itu berat dan benar-benar melelahkan bahkan dikerjakan dari pagi sampai sore saat hari libur tetap hasilnya berbeda dengan saat dia yang mengerjakan.

fenomena ini yang menyebabkan saya begitu mengalah dengan "sang pahlawan" dan saya tidak pernah rewel atau bersuara kalau dia melakukan sedikit kesalahan asalkan kesalahan yang dia perbuat bukan fatal dan tidak bersifat kriminal. saya selalu diam dan memaafkan kesalahan-kesalahan yang dia perbuat dengan harapan dia merasa nyaman dan betah mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

Saya salut dengan "sang pahlawan" karena saat dia harus membantu saudara atau tetangga di acara hajatan dengan ikhlas dia menyempatkan waktu untuk tetap hadir membantu menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya menjadi tugasku sebagai ibu rumah tangga. Dia mempunyai rasa memiliki dan mencintai keluarga kami karena setiap melakukan pekerjaan begitu sempurna seperti melakukan di rumah sendiri.

Beberapa kali saya mencari gantinya karena dia berhalangan hadir (sakit) tetapi selalu kecewa yang saya dapat selain pekerjaannya tidak memuaskan juga kita sekeluarga merasa tidak nyaman dengan kehadiran "stuntwoman" tersebut.

Hal inilah yang membuat saya selalu memberi dia "bonus" secara surprise dengan harapan dia berbahagia karena merasa ada perhatian lebih dari kami selain menerima honor rutin yang dia terima.

Bonus yang sering dia terima ternyata yang membuat dia lebih betah dan nyaman bekerja di rumah kami karena beberapa kali dia di panggil oleh orang lain yang masih berstatus tetangga kami, dia lebih sering menolak dengan alasan yang sampai saat ini masih menjadi misteri bagi saya. Saya pernah ditegur oleh teman sesama guru yang saat itu kebetulan berangkat kegiatan PKK, dia ternyata selalu menceritakan bonus yang saya berikan kepadanya, hal ini membuat teman saya gerah dengan alasan saya terlalu mahal dalam membayar orang yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga alias "inem" sehingga membuat mereka yang ingin memakai jasa "sang pahlawan" merasa keberatan dalam membayar.

Fenomena "inem" sang pahlawan domestik ini membuat saya berfikir, di jaman now saat ini jasa ART sangatlah penting dan jangan meremehkan dengan profesi mereka. saya merasa sangat terbantukan dengan keberadaan dia. Saya juga memiliki waktu untuk menulis dan melakukan pekerjaan lain yang berkaitan dengan tupoksi saya sebagai guru karena bantuan dia.

Suasana dan kondisi yang nyaman juga kekeluargaan yang kita ciptakan membuat "sang pahlawan" merasa betah dan loyal sehingga kita juga senang dengan kegiatan pekerjaannya.

Ini cerita saya tentang "inem sang Pahlawan Domestik di rumahku bagaimana dengan Asisten Rumah Tangga anda ?