Perhelatan kelas menulis Sagusabu yang di motori oleh pegiat literasi kabupaten Siak bersama Media Guru menawarkan sesuatu yang baru bagi guru yang pernah mengikuti kelas menulis dan telah menghasilkan buku sebagai karya nyata. Hal baru tersebut adalah label "fasilitator " yang bertugas membantu panitia di hari H penyelenggaraan kegiatan serta mendampingi peserta pemula.

Sebagai guru ekonomi.. tawaran tersebut bagi penulis dapat dikaji dalam perspektif yang berbeda. Dari kacamata bisnis tawaran tersebut merupakan salah satu bentuk kreatif strategi pemasaran yang dilakukan oleh panitia penyelenggara. Mengapa bisa dikatakan demikian? Tak bisa dipungkiri.. kelas menulis yang semakin intens dilakukan saat ini akan kurang menarik diikuti oleh orang yang sama jika kontens yang dihadirkan sama persis tanpa menampilkan sesuatu yang "berbeda".

Label fasilitator mungkin tak terlalu istimewa namun secara psikologis, memberi arti tersendiri bagi guru penulis sebelumnya. selain menunjukkan bentuk penghormatan bagi guru penulis sebelumnya juga sebagai identitas diri dalam kelas menulis bahwa kita adalah pegiat literasi sehingga punya tanggung jawab lebih untuk menularkan virus litarasi pada peserta lain sehingga menjadi motivasi yang positif di kegiatan menulis itu sendiri.

Hasil nyata dari strategi ini adalah, kami 6 orang guru dari sekolah yang sama yang sudah mengikuti 2 kelas menulis sebelumnya dan awalnya tidak tergerak mengikuti kelas menulis ini akhirnya berpartisipasi aktif sebagai "fasilitator " kelas menulis Siak karena tergiur label "berbeda" tersebut.

Hal menarik yang dapat dijadikan bahan renungan adalah bahwa di era milenia saat ini, kreativitas dalam segala hal sangatlah dibutuhkan, dan hal itu tak berkontradiksi dengan peningkatan kualitas diri bahkan bisa bersinergi untuk meningkatkan kualitas diri pada khususnya dan profesional guru pada umumnya.