ASAL MULA TRADISI KUE KERING SAAT LEBARAN
#TantanganGurusiana Hari Ke-20
#MenantangDiriSendiri Hari Ke-20
ASAL MULA TRADISI KUE KERING SAAT LEBARAN
Oleh: Nurhidayati Putri
Hari raya Idul Fitri sudah di depan mata. Lebaran tahun ini agak sedikit berbeda karena dirayakan di tengah pandemi covid-19 yang sedang melanda dunia. Bila biasanya kita berhariraya dengan saling berkunjung, tahun ini sepertinya tidak. Walaupun demikian, tidak ada salahnya bila kita tetap melakukan tradisi lebaran di rumah saja. Salah satunya adalah menyediakan kue kering sebagai cemilan khas lebaran.
Sejak kapan orang Indonesia memulai tradisi menyediakan kue kering ketika lebaran? Ternyata, bila dirunut ke belakang, zaman dahulu leluhur kita tidak mengenal kue kering seperti nastar, kastangel, putri salju, semprit dan sejenisnya. Cemilan-cemilan tradisional biasanya selalu disajikan untuk tamu yang datang. Namun, sejak Belanda mulai menjajah dan menyebarkan budayanya di negeri kita, kaum pribumi pun mulai terpengaruh. Perlahan-lahan masyarakat mulai menyediakan kue kering layaknya bangsa Eropa, sehingga cemilan tradisional semakin lama semakin terpinggirkan.
Menurut seorang sejarawan kuliner Fadly Rahman yang dikutip dari tribuntravel.com, kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia banyak membawa pengaruh terhadap kuliner kita. Banyaknya interaksi antara orang Belanda dengan pribumi, menyebabkan banyak budaya mereka yang diadopsi. Salah satunya adalah kue kering. Saat itu, kue kering merupakan penanda status sosial. Kue-kue tradisional yang dibuat dari bahan lokal cenderung tidak awet, sedangkan kue kering lebih tahan lama. Semenjak itulah, selera masyarakat mulai berubah.
Kue kering merupakan saksi akulturasi budaya Indonesia dengan Eropa. Walaupun kue kering memiliki kelebihan dari segi rasa dan ketahanan, sebaiknya kita tetap melestarikan kue-kue tradisional sebagai kekayaan kuliner bangsa kita. Kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?
Somewhere Under the Rainbow, May 22nd 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangat lestarikan budaya bangsaDemi kekayaan Budaya Bangsa