Nurhusna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerita dibalik duka

Cerita di Balik Duka

By : Nana

“Besok kita jadi pergi jam 10. Pagi ya... , kita berangkat dengan Travel saja” begitulah akhir chat kami di WA Ba’da Magrib. Kami diundang untuk menghadiri acara “baralek” istilah minang yang artinya undangan resepsi pernikahan.

Setelah itu, tiba-tiba aku dikejutkan oleh berita di WA juga, bahwa teman dekatku waktu kuliah, yang kukenal periang, lincah dan supel orangnya, telah meninggal dunia Magrib tadi. Menerima berita ini, bagaikan disambar petir, perasaan bercampur aduk, kaget, sedih, rasanya mau nangis, beragam pertanyaan menghantui, hatiku bertanya-tanya ada apa dengan temanku, ku berusaha mencari tau tentang dia, sakit apakah dia, sampai harus meregang nyawanyanya.

Memang aku sudah lama juga tidak jumpa dengannya. Tidak mendengar kabar beritanya, Jadi aku tidak tau lagi keadaan dan perkembangannya belakangan ini. “Sakit nya apa” begitulah pertanyaan yang sempat aku tanyakan. Ingin sekali cepat dapat jawaban pasti Namun informasinya masih simpang siur, dan belum aku dapatkan kepastian saat itu. Akhirnya terjawab juga pertaanyaanku, ternyata dia sudah terkena penyakit jantung dan sempat menjalani masa-masa kritis.

Sebagai manusia ciptaan Allah, akupun menyerahkan semuanya padaSang Khaliq dan menyadari bahwa kita datang dan akan kembali kepangkuanNya. semua ini sudah menjadi takdir yang tak terelakkan dan kita tidak bisa lari darinya., Ketika ajal sudah tiba, kehidupan sudah berakhir, manusia hanya bisa pasrah menerima kenyataan ini, siap atau tidak, perjalanan menuju keabadian meninggalkan kefanaan akan segera datang sesuai dengan waktu yang tertera di tiket kita masing-masing. Yaah...Itulah kematian.

Ketika sudah ada janji dan kesepakatan, ketika terjadi sesuatu hal diluar dugaan, saat itulah aku dituntut untuk berfikir bagaimana bisa menentukan sikap yang bijak dan tepat, aku berkomitmen terhadap diriku sendiri bahwa aku harus bisa menghadiri keduanya. Setelah aku mempertimbangkan segala sesuatunya, aku memutuskan bahwa aku harus pergi melayat terlebih dahulu, setelah itu baru pergi baralek,walaupun aku tidak bisa pastikan, entah bagaimana cara berangkat nantinya karena aku sudah ditinggalkan teman-teman yang tentunya sudah berangkat duluan nantinya.

Keesokan paginya, aku telpon teman itu, mengabarkan hal ini dan menyarankan dia untuk berangkat saja duluan pergi baralek, nanti aku menyusul. Dia pun menyetujui, karena tidak mungkin dia menungguku, yang tidak jelas dan pasti, kapan aku kembalinya. Tak lama setelah itu aku berangkat dengan teman-teman ku menuju rumah duka, dalam perjalanan kami saling sharing setelah membahas tentang Almarhumah, ujung-ujungnya kita jadi reunian juga, gitu looh......

Usai melayat, aku bilang sama teman-teman bahwa aku mau pergi baralek ke tempat teman yang lokasinya di luar kota yang sangat jauh dari rumah duka. Rencanaku mau pulang ganti baju, tapi tidak tau mau pergi dengan siapa dan dengan apa, karena suami bekerja dan tidak bisa menemani, bisa jadi, mungkin aku tidak jadi pergi, Begitu selesai ku bicara, spontan temanku langsung menjawab, ayolah kita temani sambil jalan-jalan, kapan lagi, momen seperti ini jarang didapatkan. Cihuuuy.....so sweet..

Alhamdulillah, terima kasih, senangnya hati, saat itu mobil teman yang kami tumpangi, langsung melansir menuju rumahku, tiba-tiba di tengah jalan, azan berkumandang, teman-temanku bermaksud untuk shalat Zuhur duluan, mereka turun dan berjalan menuju mesjid, sementara itu, aku menunggui mereka di mobil karena sedang berhalangan.

Saat menunggu inilah awal ceritaku, aku melihat keadaan sekeliling mesjid dari tempat parkiran, ada toko-toko berjejeran menjual aneka ragam dagangannya, salah satu diantaranya adalah ada toko butik, iseng-iseng ingin melihat-lihat dan muncul fikiran, mana tau ada baju yang cocok dengan selera di hati dan sesuai dengan kantong, ya udah beli aja, , tinggal ganti di kamar pas, langsung tancap ,selesai deeh, berangkaaat, tanpa harus temanku menunggu lama. Begitu ide gila merasukiku saat itu.

Ternyata tak kusangka ketika membuka dan mendorong pintu toko tersebut, langsung mata ini tertuju pada salah satu baju yang sedang terpajang, spontanitas aku langsung histeris kecil, “Ondeh mandeeeh, rancak bana” artinya bagus sekali (kostumnya). Aku minta pelayannya untuk mengambilkan dan menyerahkan kepadaku untuk ngepas (mencoba dulu), sesuai atau tidak, ternyata ibarat ruas dan buku, cocok dan paaas buangeet..., I like it.....

Tinggal mencocokan dengan isi dompet, waduh lagi-lagi harganya sesuai dan ramah kantong, Tanpa nunggu lama-lama, ambil uang, langsung kubayar., dan pergi ke ruang ganti, dalam waktu sekejap penampilanku berubah 180 derjat, karena momennya pergi baralek tentu dandan agak beda dan spesial gitulaah, aku beranikan diri minta lipstik ke pelayan tersebut, kebetulan dia punya dan dia berikan padaku sembari tersenyum kecil, waduuuh lengkap sudah. Mendadak ku menjadi tra lala...., tri lili... . Aku jadi tertawa geli melihat tingkahku sendiri. hahaha

Singkat kata singkat cerita setelah aku berkemas-kemas dan membungkus baju hitam berkabung yang kukenakan pergi melayat tadi, dan memasukkannya ke dalam kantong bermerek sambil mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu. Aku mulai beranjak bergegas berjalan keluar toko dengan perasaan deg-deg kan, karena pasti teman-teman-ku kaget dan bakalan menertawakanku. Ternyata memang benar dugaanku, mereka sudah menunggu di mobil, mereka kaget dan tertawa melihatku mendadak dengan penampilan baruku Aku Cuma senyum-senyum dan cengar-cengir saja menyikapi keadaan ini. Mereka pun tetap merasa happy dan enjoy saja. Aku pun jadi senang. Kita jadi bisa langsung tancap ke lokasi baralek tanpa singgah dulu kerumahku. Hemat waktu juga jadinya, walaupun harus merogoh kocek, isi dompet melayang sebagai tumbalnya. Berangkaaat.......

Perjalanan hari itu banyak hikmah yang dapat kupetik, bahwa inilah gambaran sebuah kehidupan yang penuh dengan cerita, suka dan duka, pahit dan manis nya, akan selalu ada dan hadir, datang silih berganti menghampiri. Jodoh, maut, rezki dan lain sebagainya, semua sudah ada skenarionya, berada dalam ketentuan dan ketetapan Allah SWT, kita hanya menjalani, tanpa kita sadari berbagai peristiwa dan kejadian bergulir, berjalan dan terjadi begitu saja, sampai ajal menjemput. Masa akan berganti, Waktu akan berlalu dan takkan pernah kembali lagi, seperti air mengalir. Memberikan isyarat, selagi nyawa dikandung selama masih ada kesempatan, Mari berbenah, persiapkan diri, membekali diri untuk senantiasa mendekatkan diri pada Ilahi, untuk selalu memperbaiki budi pekerti. Wallahu A’lam.

MAN 2 Kota Padang Panjang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ok, semangat juga kak...

05 Mar
Balas

Mantap...Semangat Na...Lanjutkan karya berikutnya

05 Mar
Balas

Dapek support dari sia nana ko,....

10 Mar
Balas

hehehe

10 Mar



search

New Post