Pandemi belum juga usai. Setiap hari berita duka terus menghantui. Dari kerabat, sahabat dan juga para tetangga. Sehari kadang dua tiga kali kentongan dipukul pertanda ada seseorang yang pulang menghadap kepadaNya. Hati ini begitu miris saat mendengar suara sirine ambulan yang memekakkan telinga. Berita tentang pandemi seolah tiada habisnya. Hati ini berduka, namun harus bisa memaksa diri untuk tetap bahagia demi imun tetap terjaga.

Pembelajaran tatap muka yang sudah kami persiapkan dengan matang untuk tahun pelajaran 2021/2022, kini hanya menjadi impian belaka. Lagi-lagi kami harus melakukan pembelajaran secara daring. Kembali bersahabat dengan dunia maya. Menjalani pembelajaran daring, bagi kami merupakan tugas yang teramat berat. Hidup di daerah pedesaan dengan siswa istimewa membuat kami harus berfikir ekstra untuk mencari cara agar pembelajaran daring tetap bisa memberikan manfaat dan hasil yang positif untuk anak didik kami.

Lagi-lagi, di masa pandemi ini kami dipaksa untuk belajar. Mencoba berbagai metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi agar bisa difahami oleh siswa. Semakin lama pembelajaran daring dilaksanakan, semakin lemah juga semangat anak didik untuk belajar. Beberapa cara sudah pernah dicoba. Mulai dari mengirim tugas melalui foto via WA grup kelas sampai membuat video pembelajaran yang juga dishare melalui grup whatshap kelas. Namun sejauh ini, semua itu belum bisa menunjukkan minat siswa untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Bahkan mengirim tugaspun kadang dirapel sampai satu minggu karena gawai harus dibawa orang tua bekerja yang kadang harus pulang sampai malam.

Hari ini saya mencoba belajar menggunakan aplikasi google meet. Entah bagaimana nanti hasil akhirnya, yang penting tetap berusaha mencoba demi masa depan anak bangsa.