Nur Indriyati, S.Pd.I.

Seorang Guru di MI Darwata Karangasem, Sampang, Cilacap yang tengah belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bersahaja ( 5 )
Google image

Bersahaja ( 5 )

Jarum jam menunjuk pukul dua siang. Seperti biasa, setiap hari Minggu siang ibuku sibuk sekali mempersiapkan bekalku dan kakak menuju rumah kedua. Yaitu rumah kost. Setelah lulus SD aku putuskan untuk melanjutkan sekolah di kota kabupaten (jaraknya kurang lebih satu jam dari rumahku jika ditempuh dengan sepeda motor), bersama kakakku yang juga melanjutkan ke jenjang SLTA. Karena sekolah kami berdekatan, kami tinggal di kost yang sama dan di kamar yang sama. Waktu itu aku masih kanak-kanak, belum berfikiran dewasa. Belum mempertimbangkan berbagai resiko yang akan dihadapi, belum mempertimbangkan betapa besar biaya yang harus ditanggung oleh orang tua kami. Namun Bapak dan Ibu tetap mendukung aku dan kakakku untuk melanjutkan sekolah di kota. Walaupun beban berat mereka rasakan namun hal itu tidak diperlihatkan kepada kepada kami. Andai aku tahu saat itu dan bisa membaca yang sebenarnya, mungkin aku mengambil keputusan lain, dengan memilih sekolah menengah terdekat di desaku. 

Sebagai petani, memang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami, tapi menanggung biaya sekolah keempat anaknya cukup menguras pikiran dan harus cerdas mengatur biaya sehari-hari. Misalnya saja, sebelum aku dan kakakku berangkat ke rumah kost ibu menyiapkan berbagai makanan kering yang bisa untuk lauk sehari-hari di kost. Hal itu supaya tidak menyedot uang saku kami untuk seminggu. Uang saku kami juga tidak sebanyak uang saku teman-teman. Kami berusaha menekan setiap pengeluaran. Dari jajan yang tidak setiap hari, lebih senang mencatat daripada foto copy, lebih senang makan dengan lauk yang dibekali ibu, dan lebih sering memasak nasi sendiri daripada membeli. Itu semua upaya supaya uang saku kami cukup sampai hari Sabtu. Hari Sabtu siang, sepulang sekolah, girang hati kami menunggu angkot di jalan raya untuk pulang menuju kampung halaman tercinta. 

Kami memang selalu diajari hidup hemat dan bersahaja. Walaupun teman-teman kami sebagian dari kalangan menengah ke atas namun tidak membuat kami rendah diri. Fokus kami adalah belajar mengejar asa. Alhamdulillah, teman-teman di sekolah tidak merendahkan kami dan tetap berteman, belajar bersama kami, karena visi kami sama...menggapai cita setinggi langit. Terima kasih Bapak, terima kasih Ibu....kalian telah memberi suntikan doa dan semangat kepada kami, sehingga kami tetap tegar dan semangat. 

#Tagursiana hari ke-22

Kalisalak, 21 Oktober 2020

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tetap semangat semoga sukses selalu

21 Oct
Balas

Terima kasih Pak Bambang Herru, sukses juga untuk Bapak

21 Oct

keren Bu, sudah saya follow Bu.....

22 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda Defi...

22 Oct

Tetap semangat Bun. Sukses selalu. Salam literasi

22 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda.. Sukses juga untuk Bunda

22 Oct

sengat terus bun.... salam sukses

21 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda Rita, sukses juga untuk Bunda

21 Oct

Semoga selalu semangat Bun. Salam literasi.

21 Oct
Balas

Terima kasih..sukses untuk Bunda

21 Oct

Mantap tulisannya.... sukses selalu

22 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda.. salam literasi

22 Oct



search

New Post