Haruskah guru memiliki sifat tawakal? Ya, di satu sisi guru dituntut berusaha sekuat tenaga demi mencapai target pembelajaran. Segala upaya harus dilakukan, agar anak didiknya menjadi paham dan pandai. Bahkan kebanggaan tertinggi seorang guru tercapai ketika melihat anak didiknya memiliki prestasi yang diperhitungkan di tengah masyarakat. Namun, di sisi lain, seorang guru harus pula ingat bahwa yang sedang dihadapinya adalah manusia pula. Manusia adalah makhluk yang penuh misteri, terutama terkait sisi kejiwaannya.

Manusia juga makhluk yang tak lepas dari takdir Allah SWT. Semua hal mengenai manusia telah tertulis di Lauhul Mahfuz, sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Hajj (22) ayat 70. Rasulullah SAW juga bersabda : Allah telah menulis takdir segala makhluk sejak 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dan 'Arsy-Nya berada di atas air ( H.R Muslim).

Dengan memahami prinsip takdir Allah guru tidak akan berputus asa. Ia akan memiliki kesadaran bahwa sepandai apapun keahlian mengajar yang dimilikinya hasil akhirnya tetap ditangan Allah. Ketika menghadapi masalah, ia tak gampang surut. Baginya, kegagalan dapat terjadi mungkin karena Allah yang menghendakinya. Bisa jadi kegagalan tersebut justru menjadi jalan menuju keberhasilan. Jadi sungguh penting untuk tak mudah berputus asa. Dan, Satu-satunya jalan adalah mempertebal tawakal kepada Allah Rabbul 'Izzati.

#Tagursiana hari ke-24

Kalisalak, 23 Oktober 2020