Sebagaimana telah dibahas sebelumya, bahwa buku Totto Chan lahir dari tekad seorang murid yang ingin memberikan persembahan terbaik kepada guru SD-nya. Tetsuko Kuroyanagi, penulis buku itu, merasa perlu menceritakan kembali kehebatan sang guru walaupun sang guru telah tiada. Tak beda dengan Pak Kobayashi guru Tetsuko, kelak di kemudian hari, guru-guru terbaik juga akan memperoleh penghargaan terbaik. Penghargaan itu akan datang dari mantan murid-murinya dalam aneka bentuk.

Bila sudah menunjukkan dedikasi yang tinngi terhadap profesi, penuh cinta kasih dan sayang, maka pada akhirnya tiada imbalan terbaik kecuali imbalan pahala dari Allah SWT. Sesuai hadis Nabi yang berbunyi, "Barang siapa menunjukkan kebaikan, maka bagilnya pahala seperti orang yang mengerjakannya. " (H.R. Muslim).

Mendidik manusia adalah amal (jariyah) yang tidak terukur nilai kemuliaannya. Amal seperti inilah yng akan menjadi sumber "royalti" bagi seorang guru kelak di akhirat. Nilai royalti ini tidak ada habis -habisnya, mengalir teru- menerus.seperti firman Allah SWT surat Atau Tiin(95) ayat 6, yang artinya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka kenikmatan yang tiada putus-putusnya.

Guru telah mengajar berbagai ilmu, keterampilan dan akhlak terpuji. Kemudian dengan penuh kesadaran peserta didik akan meniru mengamalkan kebaikan itu. Maka hal itu akan kembali sebagai sumber pahala bagi sang guru kelak.

#Tagursiana hari ke-32

Kalisalak, 31 Oktober 2020