Nur Indriyati, S.Pd.I.

Seorang Guru di MI Darwata Karangasem, Sampang, Cilacap yang tengah belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Sosok Pemaaf

Menjadi Sosok Pemaaf

Sahabat litersi...pernahkah mengalami pengalaman seperti di bawah ini?

Guru kadang-kadang menjumpai perilaku anak-anak yang kurang berkenan di hati. Kadang guru juga dipertemukan dengan anak yang selalu menjadi biang keributan, bisa jadi guru terpancing emosinya. Bila guru terpancing berarti biang keributan telah berhasil. Pada keadaan situasi seperti itu guru akan mudah terhanyut ke dalam situasi emosional yang negatif. Kadang-kadang guru terburu-buru memberi stempel pada anak," Duh, kamu memang dasar anak nakal."

Cap negatif akan menyebabkan hubungan guru dengan murid menjadi tersekat, tidak netral, dan penuh prakonsepsi negatif. Dapat dibayangkan, jika anak tersebut dalam kondisi netral (tidak membuat ulah) tetapi tetap disikapi sinis oleh gurunya atau tidak dihargai keberadaannya, boleh jadi dia akan menerimanya dengan sakit hati. Mungkin dalam hati anak akan menggerutu," Aku tuh tidah salah..tapi tetap tidak disayang." Lantas bayangkan pula jika anak seperti ini berkeinginan untuk melampiaskan sakit hatinya. Misalnya bersikap acuh tak acuh terhadap kata-kata guru di depan kelas. Jika terjadi berulang-ulang, hal itu akan merasuk ke alam bawah sadarnya. Pada akhirnya, timbullah sifat tetap pada diri anak yang selalu mengabaikan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Akibat jangka panjangnya bisa kurang baik, bukan?

Untuk menghindari hal-hal semacam itu, guru harus menjadi sosok pemaaf. Rosulullah SWA memberikan contoh sempurna untuk sikap mulia ini. Misalnya, ada kisah yang menceritakan bahwa Beliau memaafkan orang yang amat membenci Beliau. Padahal orang itu sering meludahi Beliau setiap kali menjumpai. Namun, apa yang Rosulullah lakukan kemudian? Saat orang itu sakit, Rosulullah menjadi orang pertama yang menjenguknya.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah menjadi sosok guru yang pemaaf?

Salam lierasi...

#Tagursiana hari ke-17

Kalisalak, 16 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bund, sangat menginspirasi, sukses sll

17 Oct
Balas

Terima kasih Bunda Mustainah ..

17 Oct

pernah...tapi berusaha memahami situasi dan segera menjalin hubungan baik lagi dengan anak-anak...^_^

17 Oct
Balas

Ya Bunda yang baik hati, terima kasih sudah singgah di sini...

17 Oct

Betul bu Nur, setiap kali berganti siswa tiap tahun pasti di dalam kelas ada saja yang menjadi biang keributan dan mencari perhatian guru. Kembali lagi kepada masing2 guru utk tidak terpacing melainkan bisa mencari informasi kepada siswa yg bersangkutan, mungkin ada sebab siswa bertingkah seperti itu. Guru Sabar, guru yang dihormati siswa. Salam Literasi...

17 Oct
Balas

Terima kasih atas apresiasinya, Pak Joni Andrian ...

17 Oct



search

New Post