Nuri Riskian

Santri Milenial untuk menjadi pendidik Internasional...

Selengkapnya
Navigasi Web
Workshop Pembuatan Gerabah Kasongan untuk Anak Muda
Workshop Pembuatan Gerabah Kasongan untuk Anak Muda

Workshop Pembuatan Gerabah Kasongan untuk Anak Muda

Pernah minum dan makan menggunakan peralatan yang berasal dari tanah liat? Atau tepatnya sih gerabah. Kali ini mahasiswa dari program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air dengan Sistem Informasi (Permata Sakti) berkesempatan belajar langsung di daerah asalnya yaitu Kasongan. Tempat ini terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Berangkat pada Sabtu (29/9) menggunakan mobil minibus dari Kota Yogyakarta bisa ditempuh selama 30-45 menit. Diajari langsung oleh salah satu tempat Pelatihan Gerabah Kasongan “Nangsib Keramik” yang dikelola oleh mas Bhisma.

Pertama-tama diterangkan terlebih dahulu apa yang yang disebut gerabah beserta dengan sejarahnya secara singkat sambil mengenalkan beberapa peralatan yang diperlukan. Mulai menggunakan tanah lapisan kedua karena terbebas dari kerikil, menggunakan alat cetak dan alat putar bernama Perbot, Secang digunakan untuk menghaluskan bentuk dari gerabah sampai diperkenalkan pula dengan Balim untuk mengolah bibir gerabah. Pembuatan gerabah yang tinggi dan lebar, memerlukan pula yang namanya olah roso dimana kita merasakan bentuk dari gerabah menggunakan tangan.

Selain itu dalam proses pengeringan dilaksanakan 1 sampai 2 hari dengan diangin-angin tergantung cuaca yang ada. Selanjutnya dilakukan proses pembakaran menggunakan tungku atau Tobong selama 8 jam dengan bahan bakar kayu dan diatasnya dikasih jerami. Penggunaan jerami untuk memaksimalkan panas karena gerabah menyusut ketika dibakar. Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya.

Mas Bhisma sedikit bercerita tentang naiknya pamor Gerabah Kasongan yang mengikuti perkembangan zaman.

“Keramik Kasongan sangat mengangkat perekonomian masyarakat sekitar, karena dengan kemajuan zaman permintaan gerabah sebagai ornament interior dan eksterior untuk mempercantik rumah semakin tinggi. Hal ini membuat kami pengrajin senang sekaligus bangga bisa berkreasi untuk negeri ini,” ujarnya

Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Kawasan wisata ini dapat dijadikan kawasan wisata edukasi. Tempat ini juga cocok didatangi oleh siswa sekolah. Para wisatawan dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar.

Nuri Riskian

Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia

Universitas Negeri Malang

[email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post