Nur Isna Maslihah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Asinan Mangga

Mangga di samping rumah berbuah lebat. Aku tak pernah tertarik selagi mangga masih muda. Membayangkan atau melihat orang makan mangga muda gigiku terasa linu. Mungkin faktor usia, sehingga gigiku tidak tahan dengan semua makanan yang kecut.

Selasa pagi, bu Yetty datang ke rumah. Kami akan berangkat bersama ke tempat kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendidik Taman Kanak Kanak di Era Pandemi Covid 19. Kebetulan kami berdua menjadi panitia, jadi harus berangkat lebih awal.

Di Rumah Makan Cikal Gading Tuntang tempat pelatihan diadakan bu Yetty bercerita kalau suka mangga yang masih muda. "Kalau cari mangga masak di pasar mudah, tapi mangga muda sulit."

"Samping rumahku ada bu, silahkan ambil," kataku

"Bu Yetty giginya tahan ya makan mangga muda?" tanyaku penasaran

"Di buat asinan bu, seger, besok tak buatkan, dicoba dulu rasanya," jawab bu Yetty.

Sepulang pelatihan bu Yetty mampir ke rumah dan memetik mangga muda. Kulihat raut wajah senangnya saat melihat mangga bergelantungan. Lalu dipetiknya mangga yang buahnya memang bisa dijangkau tanpa harus memanjat. Dan tak lupa sebelum memetik selpi dulu. He..he...langsung dech jadi status.

Seperti yang dijanjikannya, pagi hari bu Yetty menghampiri ke rumah dengan menenteng kantong plastik. Kutebak, pasti isinya asinan mangga. Ah, apa salahnya di coba nanti siang.

Waktu ishoma pun tiba. Aku teringat untuk mencoba asinan mangga. Kubuka tutupnya, melihat warna merah cabe aku jadi ragu. "Kok pedes Bu?" tanyaku pada bu Yetty.

"Dicoba saja dulu, tidak begitu pedes kok," kata bu Yetty.

Ku ambil lepek dan kutuang asinan mangga. Ragu-ragu aku memasukkan ke dalam mulut. Begitu asinan sampai ujung lidah, dengan cepat aku mengunyah dan menelan lalu kusambar teh di depanku. Duh, pedasnya. Tapi kok tidak kecut ya. Walaupun harus sering minum, asinan di lepek habis juga.

Aku pun tertarik ingin membuat sendiri. Kutanyakan resepnya pada bu Yetty. "Mudah , tuang air ke dalam panci, beri gula, cabe halus, sedikit garam lalu rebus hingga mendidih. Tuangkan ke dalam mangga yang sudah dipotong-potong," jelas bu Yetty.

Ternyata gampang. Sorenya ku petik mangga dan kubuat asinan dengan resep dari bu Yetty. Tentu saja dengan cabe sedikit, karena aku memang tidak suka pedas. Setelah matang, kuambil handphonku untuk memotret asinan mangga dan kukirimkan pada bu Yetty lewat whatshap. Balasan dari bu Yetty membuatku tersenyum sendiri di dapur. "Kata anakku, kalau bu Isna sudah bisa buat asinan mangga besok sudah tidak boleh petik mangga lagi nih."

Esok paginya, kubawa asinan mangga ke sekolah. Memang kami biasa membawa bekal dari rumah untuk dinikmati bersama. "Aku bawa asinan mangga, yuk dicoba, seger dan tidak kecut," pamerku kepada teman-teman. Mereka pun penasaran dan mencobanya. "Iya, tidak kecut, cara membuatnya bagaimana?" tanya teman-temanku. Resep bu Yetty banyak juga peminatnya. Terimakasih bu Yetty, tapi maaf ya, asinan manggaku lebih nyuss dibanding olahan tangan bu Yetty. Hehehe

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post