Siang ini aku kedatangan tamu, wali muridku beserta anaknya.

Ia ingin menyetor hafalan bahasa Arab yang sudah dihafalkannya.

Dua kata (Mufradat) telah diucapkannya, untuk yang ke tiga dan ke empat, agak sulit ia mengingat kembali apa yang telah dihafalkannya saat dirumah.

Kukatakan pada ibunya, bahwa menghafal bahasa Arab sebenarnya amat mudah, terutama jika yang dihafalkan adalah kata-kata (mufradat) tentang perabot rumah tangga.

Tuliskan saja kata (mufradat)bahasa arabnya pada barang barang yang ada di rumah, misalnya miknasatun (artinya sapu) tuliskan miknasatun pada selembar kertas dan tempelkan pada sapu yang ada di rumah. Sarirun (artinya tempat tidur) tuliskan pada selembar kertas dan tempelkan pada tempat tidur. Mizhollun (artinya payung) tuliskan pada selembar kertas kemudian tempelkan pada payung yang ada di rumah. Sebaiknya tuliskanlah sesuai dengan tulisan Arab.

Peran orang tua dalam membantu proses belajar dirumah harus menyenangkan dan selalulah bahasa Arabnya digunakan, terutama penyebutan nama nama perabota dengan bahsa arab, agar timbul pembiasaan. Bila sudah biasa diucapkan, maka anak sudah tidak asing lagi dan mudah mengulanginya.

Dengan adanya pandemi, secara tidak langsung orang tua dirumah semakin dekat dengan anaknya dan mengetahui apa yang dipelajari anaknya disekolah, serta dapat berfikir bagaimana sulitnya guru mengajar anak di sekolah dalam jumlah yang banyak, dengan materi yang sama, semua anak harus memahami apa yang diajarkan oleh gurunya. Apalagi pelajaran bahasa Arab, jika anak tidak mengenal huruf hijaiyyah, maka anak tersebut secara langsung tidak bisa membaca tulisan Arab.

Inilah dilema yang dihadapi oleh guru di madrasah, seleksi murid baru yang akan diterima di madrasah salah satunya, harus sudah mengenal huruf hijaiyyah dan dapat membaca Al Qur'an.