Nur Khofifah

Ruang Imajiner Karya...

Selengkapnya
Navigasi Web

LEARNING BY HEART UNTUK CORONA (ruanghatiViefa)

Ia datang menyedot perhatian semua orang. Seketika semua aktivitas berhenti mendadak, bahkan sudah dikeluarkan undang-undang untuk perlindungan, dan social distancing diberlakukan. Jaga jarak, jaga aktivitas, dan kesehatan menjadi sebuah tranding topik di semua pemberitaan, anehnya jagad maya ramai dalam baku hantam pemberitaan, alhasil banyak orang dalam dilema ketakutan. Mestinya Medsos distancing perlu juga, biar berita tentangnya tidak jebol laiknya air bah menghantam psikologi kita

Korban sudah berjatuhan. Kementerian Agama Jawa Timur termasuk yang dibuat ikut kelabakan ketika beberapa pegawainya terinveksi virus ini setelah melakukan pertemuan manasik di Surabaya. Hadirnya Corona dunia diliputi duka.

Kesaksian demi kesaksian bertebaran memicu perdebatan hangat memunculkan pro dan kontra dari sebuah peristiwa pandemic Corona. Sebuah nama yang terdengar indah tetapi memiliki kekuatan memusnahkan dunia. Benar, semua perhatian sedang tertuju kepadanya dan ulasaan-ulasan tentangnya juga ramai menjamur layaknya kecambah yang baru cukul setelah terendam air.

Korban tumbang di mana-mana. Virus ini juga tidak mengenal gender, strata sosial, atau kelas pendidikan seseorang. Ia hinggp ke siapaun yang dia taksir, jangan membayang bila didekati Si Corona akan terjadi getar-getar gelisah karena cinta, itu sih terlalu fantasiana kelas Dewa. Yang terjadi sebaliknya, kehadiran virus ini sudah membuat gonjang-ganjing berita di jagat manusia. Bahkan bukan saja manusia sekarang yang tersuntik sengatannya, di Amerika harimau yang tidak kenal nama-nama cantik yang pernah dibuat manusiapun ikut terjerat oleh centilnya Si Corona.

Sekali lagi jangan berpikiran Corona itu seorang gadis bermata biru dengan lekuk tubuh membahana, rambut indah yang tergurai melambai ketika angin menyapanya, dan kilau tembaga dari rambut indahnya bila ketimpa Sang Surya. Jangan… sekali lagi jangan!

Atau bisa jadi pemikiran seperti itu hanya seloroh kacau ingin di ruang halusianaku. Memang tak bisa dipungkiri ia bergulir merapat memenuhi ruang kepalaku. Maka bisa dimaklumi ketika seorang tetanggaku dengan sedikit kacau mengungkapkan bahwa dunia sedang terancam karena serangan Misronah makanya ia harus melindungi keluarganya dengan ramuan manjur jamu sirih. Nah… jangan lagi berpikiran aneh di sini, sekali lagi bukan jamu untuk keperawanan Si Corona atau Misronah menurut wanita tua tetanggaku itu. Semua bisa dimaklumi, ia makhluk asing tiba-tiba menaklukkan manusia dengan serangan mematikan, dan sukses.

Sekarang ini dunia dibuat sepi dari aktivitas. Semua yang berkaitan dengan pengerumunan masa ditiadakan, tidak ada pengecualian undang-undang ini diberlakukan pada semua gerak sela masyarakat. Yang membuat keprihatinan ketika pemberlakuan itu juga harus menyentuh kehidupan ibadah. tidak boleh jumatan, pengajian, rapat, dan yang sejenisnya. Situasi ini membuat kita menjadi terkunci, ruang gerak dan ruang pikir semua lockdown.

Bila tempat ibadah harus menjadi sepi dan manusia dibuat gelisah karena Corona mewabah, di mana tempat yang harus kita tuju untuk berkumpul membangun kekuatan?

Allah membekali kita dengan hati. Jadikanlah ruang hati tempat berlindung. Jadikanlah ruang hati tempat membangun super kekuatan untuk melawan Corona dan bala tentaranya. Jadikanlah hati untuk mencegah serangan Corona, dengan bersikap arif menyikapi suatu masalah tidak panik menghadapi pandemic. Dari kejadian ini biarkan hati mulai memahami bahwa, tidak ada kehidupan yang abadi. Semua terlalu kecil bila harus menyombongkan diri merasa paling terpuji di bumi yang sebenarnya tidak benar-benar dia miliki.

Learning by heart adalah jawaban untuk meredakan situasi ini. Teroponglah dengan mata hati, apa di balik ini semua dan bagaimana kita harus menyikapinya. Pembelajaran dengan hati, sebuah jawaban yang selalu teruji relevansinya di sepanjang masa bila kita sedang mengalami suatu masalah. Sudut hatipun tidak bohong, akan mengungkap setiap jejak yang melakukan tindakan ambil untung di tengah situangi tidak beruntung. Sudut hati adalah ruang keimanan yang menyadarkan manusia dari tindak kejahatan.

Marilah kita menyediakan ruang hati untuk menghapus jejak Corona di muka bumi.

SALAM LITERASI

#gundahcorona@Viefa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post