Nur Komar

Menjadi sebaik-baiknya manusia dan terus belajar dari kekurangan...

Selengkapnya
Navigasi Web

My star

"mas" ujar bintang dengan suara lirih

"Ya, mas disini" sahutku dengan suara tercekat dengan memandang matanya yang meminta aku untuk mendekat.

Aku lihat nafasnya mulai tak beraturan. Matanya yang bulat dan rona pipinya tak bisa menutupi rasa sakitnya. Bibirnya selalu basah dengan ayat-ayatNya yang ia hafal sejak kecil walau saat ini ia sedang berjuang dengan penyakitnya. Jemarinya menggenggam erat Al-Qur'an di dadanya.

"Mas, maafin bintang. Selama ini bintang mengharapkan mas datang. Mas sudah jauh-jauh datang untuk mendampingi bintang". Suara bintang mulai terputus untuk mengatur nafasnya. Aku nggak tega menatap wajahnya yang mulai terlihat pucat. Aku memberanikan diri untuk menggenggam jemarinya. Aku genggam lembut tapi terasa dingin jemarinya. Ibunya mulai tak bisa menahan isak yang terus mengalir. Terlebih tantenya terus mengucapkan kalimat ayat yang di sukai bintang. Aku mulai sesak di dada melihat keadaan bintang. Sudah lama sekali bintang ingin ta'aruf dengan aku tapi keadaan yang memisahkan kita. Lewat pesan BBM ibunya, aku mendapat kabar kalau bintang mendapat perawatan serius di rumah sakit dan aku di harapkan kehadiran disisinya.

"Bintang, mas ..." Ujarku dengan suara semakin tercekat tak bisa melanjutkan suara. Aku lihat bintang mulai menatapku lirih, bibirnya terus mengucapkan hafalan ayat-ayatNya.

Aku mulai tak kuasa menahan air mata. Air mata mulai mengalir deras. Kulihat bintang mengusap airmataku. Aku semakin tak kuasa lagi air mata mengalir terus.

"Mas, jangan sedih. Insya Allah bintang akan sembuh" suara bintang mulai tak jelas.

"Bintang sayang mas. Kita akan menikah. Kita kan membesarkan anak-anak kita kelak menjadi penghafal Al-Qur'an. Kita akan besarkan mereka". Suaranya semakin pilu.

Jemariku di genggamnya erat sekali. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku bersentuhan dengannya. Hawa dingin mulai menjalar di jemarinya.

Ibunya sudah tak kuasa melihat keadaan bintang. Ibunya jatuh pingsan di bantu tantenya untuk di rebahkan di sofa sebelah ranjang perawatan bintang. Dokter mulai bekerja keras untuk menyelamatkan bintang yang mulai terlihat puas wajahnya. Kulihat bibirnya terus mengucapkan ayat-ayat Al-Qur'an. Jemarinya semakin dingin, aku sudah tak kuasa melihatnya.

Masihkan ia kelak bisa mendampingi hidupku?

Aku terus berdoa untuknya ..

@my little notes

Secuil kalimat cerpen my diary

084105

26052018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post