"Laki-laki harus bisa matematika, itu menambah kegantengan kalian. Sebaliknya bila kalian tidak bisa matematika, kegantengan kalian tidak tambah dan para wanita tidak mau mendekati kalian." Ujarku kepada anak didik ketika mereka sedikit ramai karena sesaat lagi bel pulang.

"Kok bisa begitu pak." Ujar salah satu anak didikku di pojok belakang.

"Pak, memang cewek suka ama yang cowok yang pintar matematika ya?"

Mendapati serangan bertubi-tubi dan kekagetan mereka atas pernyataanku.

"Begini anak-anakku. Maukah kalian yang wanita mendapatkan laki-laki yang bodoh, tidak punya cita-cita, tidak punya pekerjaan."

"Nggak mau pak. Masa aku dapat laki-laki kayak gitu."

"Nanti kasian anakku nggak bisa makan, nggak bisa sekolah." Jawab anak didikku yang perempuan hampir serempak.

"Kalian dengan bisa matematika, memudahkan untuk menguasai pelajaran lainnya. Dengan pandai matematika daya nalar kalian bisa dengan cermat dan teliti untuk melakukan sebuah keputusan, mana yang terbaik maupun yang tidak.

"Dan kelak kalian menjadi tulang punggung mencari nafkah, melindungi wanita yang menjadi pasangan hidup kalian. Dengan kalian pandai matematika, insya Allah kalian tidak di bodohi oleh oranglain.

"Lihat saja semua pekerjaan bersangkut paut dengan berhitung. Dari pekerjaan seorang sopir, pengemudi ojek, pedagang hingga seorang dokter serta pekerjaan lainnya membutuhkan ilmu berhitung."

"Senangi, nikmati, rileks, tekuni dan jelajahi matematika dengan indah. Dan kalian sudah merasakan sensasi matematika. Kalian begitu menikmatinya, buktinya nilai kalian yang terendah mendapatkan tujuh puluh." Ujarku mengakhiri obrolan ringan kepada mereka.

"Yuk, kita bersiap-siap dan berkemas. Jangan sampai ada yang tertinggal baik buku maupun alat tulis kalian."

"Baik pak." Jawab mereka berbarengan penuh semangat.

®my little notes

Coretan kecil di kertas putih