NURLAELA RAHMAWATI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Permainan Tradisional pada Pembelajaran Matematika

Urusan menulis bukan ahli saya, tapi di acara pelatihan SAGUSABU saya dipaksa untuk menuliskan sebuah cerita. Saya adalah guru matematika, yang biasa bermain dengan angka-angka dan rumus. Siswa kalau mendengar kata matematika pasti bawaannya pusing (karena melihat angka - angka dan rumus) dan membosankan. Hanya sebagian saja yang suka dan merasa tertantang dengan soal – soal matematika.

Tapi lain halnya mendengar kata permainan pasti yang kita bayangkan adalah sesuatu yang menyenangkan dan menimbulkan rasa puas. Bukan hanya anak kecil yang suka permainan, orang dewasa pun pasti suka. Beragam permainan dari yang tradisional sampai yang modern. Permainan gundu atau kelereng, petak umpat, lompat tali, engklek, gatrik, dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya sudah mulai jarang dilakukan oleh anak zaman now. Zaman now yang serba digital, anak – anak bermain menggunakan HP, tab, atau laptop secara offline atau online di dunia maya. Sampai banyak yang kecanduan game online.

Permainan modern membutuhkan fasilitas dan biaya yang cukup mahal. Tapi, lahan yang sempit bahkan tidak ada, waktu yang terbatas, teman sebaya tidak ada di sekitar rumah, menjadi alasan anak – anak (terutama di perkotaan) tidak dapat memainkan permainan tradisional. Bahkan yang menyedihkan adalah anak – anak tidak mengenal permainan tradisional.

Saya merasa prihatin, permainan tradisional banyak ditinggalkan dan tidak dikenal anak – anak. Padahal permainan tradisional adalah aset budaya yang harus terus dilestarikan dan diwariskan ke anak cucu kita. Banyak nilai – nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional, seperti melatih interksi sosial, kerja sama, kesabaran, gotong royong, kekompakan, taat pada aturan, berkorban, berani ambil resiko, semangat daya juang, dan masih banyak yang lainnya.

Terus maksudnya ngomongin matematika dan permainan tradisional itu apa? Memangnya bisa menggabungkan permainan tradisional dengan pembelajaran matematika? Gimana caranya? Terinspirasi dari penelitian suami tentang desain permainan tradisional pada pembelajaran IPS. Saya merasa tertantang, apakah bisa diterapkan pada pembelajaran Matematika?

Ada dua permainan tradisional sunda yang sudah saya lakukan, yaitu Bebentengan dan Tapak Gunung. Pada permainan bebentengan dibutuhkan tempat yang luas, yang memungkinkan kedua regu untuk bergerak (lari) ke benteng musuh. Masing – masing benteng (biasanya berupa tiang, pohon, atau pilar) harus terletak berjauhan tetapi masih bisa dilihat oleh regu lawan. Bebentengan pada pembelajaran matematika tidak memerlukan lapangan atau tempat luas, dan dua benteng. Siswa tetap di kelas pun masih bisa melakukan permainan bebentengan. Pada permainan tapak gunung, saya sudah menyiapkan banner tapak gunung (engklek), dan soal berjenjang tingkat kesulitannya sesuai langkah di tapak gunung.

Masih banyak yang akan saya tuliskan pada BAB berikutnya. Berhubung perut saya mulas, saya permisi dulu ke belakang mau BAB. Maaf...

Penulis adalah peserta SAGUSABU Banten angkatan I

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post