Nurul Kumala Azzahra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
(81). SISTEM PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19 (bag.2)
Pembiasaan Sholat Dhuha di Mushalla sekolah.

(81). SISTEM PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI COVID-19 (bag.2)

Oleh: Noeroel Koemala

***

Awal bulan Juni 2020 yang lalu, kita memasuki Era New Normal. Suatu masa dimana pemerintah mengijinkan masyarakat untuk menjalani kehidupan sebagaimana mestinya seperti sebelum ada pandemi Covid- 19 tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat harus dapat beradaptasi dengan "kenormalan baru" , yaitu selalu memakai masker, rajin cuci tangan dan tertib menjaga jarak selama berinteraksi dengan orang lain di luar rumah karena virus Corona masih belum lenyap.

Pada Era New Normal , tempat - tempat pelayanan publik; pasar, mall, komplek pertokoan, perkantoran, masjid dan tempat rekreasi telah dibuka dan langsung beroperasi kembali. Hanya sekolah yang tidak boleh dibuka. Kota/Kabupaten yang oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dinyatakan sebagai daerah dengan kategori Zona hijau saja yang boleh membuka sekolah di daerahnya. Sedangkan daerah dengan kategori kuning, orange, merah dan hitam tidak diijinkan membuka sekolah.

Kami para pendidik sudah sangat rindu untuk bertemu siswa kami. Begitu juga para siswa dan orang tua siswa yang sangat menginginkan sekolah dibuka kembali karena para orang tua merasa tidak mampu menjadi guru privat anak - anak mereka di rumah. Apalagi menjadi guru dua belas mata pelajaran SMP. Para orang tua juga mulai cemas dengan perilaku anak - anak di rumah. Mereka sudah bosan di rumah lebih banyak bermain di luar rumah bersama teman- teman mereka. Jika berada di rumah mereka selalu berada di dalam kamar sambil bermain game on line di gawai mereka sepanjang hari. Dipastikan mereka juga akan menikmati tayangan-tayangan yang tidak layak ditonton oleh anak - anak. Yang lebih memprihatinkan jika di rumah tidak ada orang tua yang mengawasi karena ayah dan ibu bekerja di luar rumah.

Banyak orang tua mengijinkan anak-anak mereka bermain di luar rumah, bahkan mereka mengajak anak-anak mereka ke tempat- tempat rekreasi. Lalu kapan anak-anak belajar ? Pembelajaran daring yang telah dilaksanakan tidak memberikan hasil yang maksimal. Lebih banyak hambatannya daripada keberhasilannya, apalagi bagi sekolah kami yang 50% dari siswa kami tinggal di pelosok pedesaan yang sangat sulit mengakses jaringan internet. Selain itu, 30% dari siswa kami berasal dari keluarga pra sejahtera yang tidak mempunyai handphone android. Kalaupun punya, tetapi tidak ada dana untuk membeli pulsa paketannya. Ini keluhan para orang tua siswa yang disampaikan pada kami saat pertemuan pengambilan raport kenaikan kelas, 20 Juni lalu.

Pembelajaran daring membuat pengeluaran orang tua membengkak. Bahkan banyak anak- anak meminta handphone baru yang lebih canggih. Para guru harus stand-bye sepanjang hari menunggu jawaban / respon siswa. Jika tugas diberikan melalui Whatsapp, hanya 60% siswa yang mengumpulkan tugas. Lalu darimana guru mendapatkan nilai ? Berbagai cara dilakukan guru agar semua siswa aktif mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas. Untunglah guru adalah mahluk yang serba bisa, yang telah teruji kesabaran dan ketangguhannnya dalam mendidik siswa. Dalam situasi yang sulit ini, para guru masih mendapat tuduhan memakan gaji buta.

Pendidikan manusia adalah hal yang tidak mudah karena melibatkan banyak unsur untuk keberhasilannya. Lalu, apakah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan solusi terbaik bagi peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia di masa depan ? Apakah PJJ adalah sistem pembelajaran terbaik yang mampu menghasilkan Generasi Emas ? Semoga para pemangku kebijakan di bidang pendidikan tidak lupa bahwa Indonesia adalah negara yang luas wilayahnya terdiri dari gugusan pulau - pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

***

Bondowoso, 6 Juli 2020

#taGur ke-81

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip Bu Noeroel ... Perasaan insan insan pendidikan ternyata sama ... Semoga tanggal 13 Juli bisa masuk sekolah

07 Jul
Balas

Aamiin. Terima kasih Pak Saleh.

07 Jul

Harapan kita hanya satu, kembali normal seperti dulu, tanpa corona, tanpa paranoit. Semoga saja Allah segera menghapus wabah yang menakutkan ini sehingga pemnelajaran bisa berlangsung denhan tatap muka tanpa perasaan khawatir.

07 Jul
Balas

Mantab bu. Hampir semua wali murid keluhannya sama bu, seoerti sekolah sy yg di desa juga seperyi itu. Anak2 lebih banyak main dr pd belajar

06 Jul
Balas

Betul Bu. Sangat memprihatinkan. Semoga pandemi segera lenyap dan sekolah dibuka lagi. Aamiin.Salam sehat Bu..

06 Jul



search

New Post