Kehilangan mengajarkanku untuk bersikap biasa saja terhadap segala hal, menempatkan sesuatu dengan perhitungan yang pas;  tak berlebihan.

Perpisahan pun mengajarkanku bahwa kebersamaan itu pada akhirnya akan terburai juga. Sebab bayangan kita sendiri pun akan meninggalkan kita ketika gulita tiba.

Aku kini mulai sadar bahwa apa yang kuperjuangkan dan kuusahakan tidak akan selalu membersamai karena semuanya hanyalah titipan, yang sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh Allaah Azza wa Jalla Sang Pemilik yang sesungguhnya.

Bahwa pasangan hidup itu (suami/istri) hanyalah titipan.  Suatu saat ia akan pergi; entah pergi ke lain hati atau mungkin pergi untuk selamanya menghadap Illahi.

Anak-anak itu juga titipan. Ketika mereka kecil;  mereka kita gendong dan timang-timang dengan penuh kasih sayang. Kita selalu merasa bahwa mereka adalah milik kita seutuhnya. Padahal kita tahu bahwa suatu saat nanti mereka juga akan pergi; mungkin ke suatu tempat untuk menimba ilmu atau bekerja atau pergi ke rumah mereka masing-masing ketika mereka telah berkeluarga.

Harta juga titipan.  Bisa jadi sekarang kaya raya, entah suatu saat nanti semua harta tersebut hilang sirna entah karena bangkrut,  ditipu orang lain, terlilit hutang, terkena musibah kebakaran atau sebab yang lainnya.

Diri kita sendiri pun kelak, jika waktunya telah tiba akan berakhir dan kembali kepada Pencipta dan Pemilik sesungguhnya.

Oleh karena itu jangan pegang terlalu erat apa yang Allaah Ta'ala titipkan,  sehingga ketika tiba saatnya titipan itu diambil kembali, kita tidak merasakan sakit yang begitu menyesakkan sepetak dada. . . .

📝Nurmalia Siregar Pekanbaru, 05.08.2020 Saturday, 01.00 PM

.