SI KUDA BELANG Bagian 4
Tantangan#Menulis#Gurusiana#Hari-6
Setelah Yulia tamat MAN dia tidak lagi berjualan namun bekerja pada sebuah perusahaan textil, otomatis Paisal juga tidak berjualan. Semakin lama semakin terlihat karakternya yang pendiam dan tegas. Jika dia marah tidak akan banyak bicara namun dia akan memandang tajam.
Kehidupan keluarga kami ditopang oleh anak-anak Ibu yang sudah bekerja seperti Bang Syamsul, Zaldy, Yulia dan lainnya. Ibu yang biasanya menerima uang setiap hari dari hasil berjualan kue sekarang harus membiasakan diri untuk menerima uang secara berkala dari anak-anaknya.
Paisal yang sudah duduk dikelas 3 SMP semakin fokus untuk belajar. Sesekali dia ikut Bang Syamsul pergi bertukang. Suatu hari ketika Paisal berjalan bersama dijalan dia melihat sekelompok pemuda berpakaian seragam putih, mereka terlihat begitu gagah dengan potongan rambut pendek seperti tentara.
“Bang, aku mau masuk sekolah pelayaran nanti ya, agar terlihat gagah seperti itu” Paisal berkata sambil menunjuk pada rombongan pemuda tersebut. Perkataannya memaksa Bang Syamsul untuk melihat pemuda-pemuda tersebut.
“Benar, kamu mau masuk selolah pelayaran?” Bang Syamsul pun balik bertanya kepada Paisal.
“Iya Bang”
“Baiklah, kalau begitu belajarlah kamu baik-baik supaya nantinya lulus ketika tes” kembali Bang Syamsul menasehatinya. Bang Syamsul saat itu bekerja merenovasi rumah petinggi yang ada pada sekolah pelayaran Padang Pasir. Beliau meminta tolong agar Paisal nantinya lulus pada sekolah pelayaran tersebut.
Mulai saat itu Paisal rajin maraton setiap pagi. Barangkali supaya tubuhnya berotot persiapan untuk menuju cita-citanya. Saat yang ditunggupun tiba. Saatnya tes untuk masuk sekolah pelayaran tersebut dan Paisal mengikuti tahap demi tahap tes yang dilakukan.
Ketika cek kesehatan bagian pendengaran, Paisal menemui suatu kendala. Dokter khusus yang memeriksa menyatakan ada masalah dalam organ pendengarannya. Dinyatakan selaput gendang telinga Paisal rusak, padahal dalam keseharian dia biasa-biasa saja.
“Bisa sich diluluskan sekarang, tapi nantinya akan bermasalah juga, karena ketika bertugas dilaut tentunya harus baik pendengarannya, agar mengetahui bahaya-bahaya yang mengintai” begitu rombongan panitia menyatakan pada Bang Syamsul yang sudah mendapat rekomendasi dari petinggi sekolah tersebut.
Sedih jelas terlihat pada rona muka Paisal, tapi dia dan Bang Syamsul tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya sirna sudah untuk dapat berpakaian seragam putih yang terlihat gagah. Terasa jauh sekali jarak sekolah tersebut dengan rumah walaupun jarak tempuh tidak pernah berubah.
“Jangan patah semangat, kita coba cari solusi yang lain” begitu Bang Syamsul membujuk Paisal yang sudah patah semangat. Ketika itu saya juga ada di Padang karena libur penerimaan rapor. Kami mencari informasi tentang sekolah pelayaran yang lain.
Berdua dengan Paisal saya menuju sekolah pelayaran yang ada di Teluk Bayur. Informasi yang lengkap kami dapatkan, selain survey tentang sekolah untuk Paisal, saya seakan kembali ke masa masih kanak-kanak ketika keluarga kami mencari peruntungan dengan menunggu cengkeh yang ada di bukit Air Manis. Bukit yang berdiri kokoh membatasi pelabuhan Teluk Bayur dan Pantai Air Manis.
Ketika itu Paisal belum lahir, maka saya asyik menceritakan padanya. Dengan menapaki tangga yang sangat banyak menuju atas dan menuruni jalan setapak kita akan sampai pada destinasi wisata batu Malin Kundang.
“Dulu ketika keluarga kita disini, batu Malin Kundang itu hanya bongkahan batu yang sangat besar, kira-kira sebesar rumah, tapi kini sudah seperti sebuah kapal yang lengkap dengan pernak-perniknya” kataku pada Paisal yang sabar mendengarkan.
Akhirnya kami pulang dengan naik angkot beberapa kali. Semenjak itu semua kami mencari info sebanyak-banyaknya tentang sekolah tersebut. Akhirnya Paisal pada kesimpulannya tidak jadi memasuki sekolah tersebut. Karena menurut penilaiannya barangkali kurang kredibel. Sebab tes kesehatannya bebas, tidak ditunjuk dokter khusus.
Memang membingungkan, ketika dokter khusus yang menyatakan tidak lulus dia sedih, ketika peluang cek kesehatan dengan dokter yang kita cek sendiri malah dia seperti kehilangan semangat. Barangkali dia lebih memikirkan biaya yang akan dibutuhkan sehingga dia membatalkan.
Dilema terjadi, masa pendaftaran untuk memasuki sekolah SLTA sudah tutup, sementara Paisal belum mendaftar selain pada sekolah pelayaran dan dinyatakan tidak lulus.
Bersambung...
Teluk Kuantan, Sabtu 6 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kisah yang buat penasaran. Terima kasih kunjungannya dan sudah saya folback Bunda. Salam
Terima kasih Bu, saya merasa luar biasa pagi ini, dapat saling memberi komentar. Sukses selalu.
Semangat, Paisal.. semoga bisa dapat sekolah yang dia inginkan
Aamiin, terima kasih Bu memberi support Paisal
Baru tahu ini di Padang, sekolah pelayaran itu dekat rumah orang tua saya Bu
Wah, kebetulan ya Bunda. Sekolah pelayaran yang di Padang Pasir atau yang di Teluk Bayur Bun?
Yang di Banda Puruih mungkin lebih tepatnya ya, bukan yang di Taluak bayua
Dilema nih Faisal mu masuk kemana?. Sehat dan sukses selalu Bu cantik. Salam kenal
Iya Bu, aamiin terima kasih doanya dan salam kenal kembali
Luar biasa mantap Bu
Terima kasih Pak, sukses senantiasa ya Pak
Apa ya penyebab kerusakan pada organ pendengaran paisal? Kasihan sebenarnya. Namun bisa jadi ada rencana Allah yang lebih indah untuknya.
Maklum Bu, ketika dia kecil sering pergi berenang ke sungai Batang Kuranji. Barangkali kemasukan air dan dikorek pake bulu ayam. Ketika itu belum ada atau memang keluarga kami yang belum tahu ada cotton buds
mantul... salam sukses
Terima kasih Bu, salam sukses
Wauw...crt yg luar biasa bunda...
Terima kasih Bu.
Meren cernak nya bunda. Sukses selalu ya
Makasih Bu, semoga sehat dan sukses selalu.
Kuda belang yang memberi memberikan support besar bagi guru penulis untuk berkarya .Salam sukses.
Hehehe, terima kasih Bu. Salam sehat dan sukses selalu
Kegigihan tidak selalu diikuti oleh kesuksesan.Tetapi hikmah yang diperoleh dari kegagalan menjadi guru terbaik. Salam.literasi
Benar Bu. Terima kasih atas kunjungan dan salam literasi
Kuda belang yang memberi memberikan support besar bagi guru penulis untuk berkarya .Salam sukses.
Hehehe, terima kasih Bu, salam sukses.
Kuda belang yang memberi memberikan support besar bagi guru penulis untuk berkarya .Salam sukses.
keren sekali tayangannya hari ini bu, sukses selalu
Terima kasih Bu, sukses selalu
Ayuk Paisal semangat bersekolah. Sukses untuk bunda. Salam kenal salam literasi. Izin follow Bun
Terima kasih supportnya. Terima kasih Bu, bertambah sahabat dan bertambah ilmu. Sehat dan sukses selalu Bu.
Keren bunda..salam literasi
Terima kasih Bu Wahyu. Salam literasi
Menarik banget cerpennya. Sukses selalu
Terima kasih Pak, sukses senantiasa
Semangat faisal. Ditunggu kelanjutannya ya bu. Salam kenal dan salam literasi
Terima kasih Bu, sudah berkunjung dan apresiasinya. Salam kenal kembali dan salam literasi tiada henti.
Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih admin/ah gurusiana
Cerpennya mantul bunda. Sukses slalu
Terima kasih Bu, sukses ya senantiasa.