Nurohman

Seorang pemulung aksara yang gemar mengais dan memungut serakan kata dari keranjang bahasa lalu merangkainya menjadi tumpukan rasa. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
ORANG MACAM APA SAYA INI?

ORANG MACAM APA SAYA INI?

Semalam, hujan mengguyur tempat tinggal saya. Bahkan, pagi ini dinginnya pun masih sangat terasa. Tusukan rasa dingin pada kulit ari semakin nyata ketika saya mulai menaiki sepeda motor menuju ke tempat kerja. Apalagi, jaket tebal kesayangan yang biasa menemani dan membantu menghalau hawa dingin sedang berada di penjahit karena harus naik meja operasi untuk menjalani bedah resleting dan cedera jahitan pada bagian kiri.

Namun, dalam keadaan hampir menggigil, saat hampir masuk ke jalan raya, kok ya saya dipertemukan dengan sesama pengendara motor yang tidak hanya tanpa mengenakan jaket, tetapi juga malah tidak mengancingkan bajunya dan membiarkan angin mengibarkan baju tadi ke kanan dan kiri. Dari belakang, dia terlihat jauh lebih muda daripada saya. Mungkin dia berusia duapuluh tahunan. Seketika itu juga, pikiran kotor saya langsung protes, "Mas, mas... Mbokyao sedikit berempati kepada kami-kami yang kedinginan begini. Kalau pun tidak merasa kedinginan, setidaknya bajunya itu lho dikancingkan. Kok malah mirip Betmen saja, punya sayap tapi tak pernah bisa terbang.

Setelah itu, saya berniat untuk menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan kedinginan dan jaket. Akan tetapi hal itu saya urungkan karena di salah satu lampu merah yang saya lewati, terlihat seorang ibu dan anak perempuannya yang memakai seragam SMP tengah menuntun sepeda motor. Tidak begitu jelas apa yang terjadi dengan sepeda motor tersebut. Dugaan saya, kalau tidak kehabisan bahan bakar, paling-paling juga ban kempes karena bocor atau terkena ranjau darat alias paku dan kawan-kawannya.

Saya tidak sempat memperhatikan dengan teliti karena waktu itu bertepatan dengan lampu hijau menyala. Kalau ternyata disebabkan oleh bahan bakar, saya kira ibu tadi tidak akan lama menuntun sepeda motornya karena sekitar dua puluh meter di depan ada sebuah SPBU. Dan kalaupun karena ban kempes, semoga tak jauh dari tempat itu ada tukang tambal ban.

Sebenarnya, dalam hati saya terlintas keinginan untuk menawarkan bantuan kepada mereka berdua. Akan tetapi, selain saya sendiri harus segera sampai ke tempat kerja, juga ada sejumlah pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran saya tentang bentuk bantuan apa yang kira-kira bisa saya tawarkan dan lakukan untuk mereka.

Saya membayangkan seandainya saya adalah anak berseragam biru putih tadi, saya akan merasa khawatir akan tiba di sekolah terlambat. Dan sebisa mungkin, saya ingin segera sampai di sekolah bagaimana pun caranya. Akan tetapi jika saya tawarkan bantuan untuk mengantarkannya ke sekolah, belum tentu juga tawaran tersebut diterima karena kami tidak saling mengenal sebelumnya. Jika saya tawarkan bantuan untuk membawakan sepeda motornya dan meminjamkan sepeda motor saya kepada mereka, saya sendiri akan terlambat sampai di tempat kerja.

Akhirnya, lagi-lagi saya tidak berbuat apa-apa saat ada orang yang sedang membutuhkan bantuan. Saya hanya bisa berdoa semoga mereka segera menemukan solusi untuk masalah yang sedang mereka hadapi. Jika memang ban sepeda motornya kempes, semoga segera ada tukang tambal. Jika disebabkan oleh bahan bakar yang habis, SPBU sudah sangat dekat dari posisi mereka. Dan kalaupun harus terlambat, semoga bapak ibu gurunya bisa memahami situasi sulit yang menimpa mereka.

Saya mungkin bukan satu-satunya orang yang sangat ingin bisa memberikan bantuan, tetapi karena satu atau dua hal lainnya tidak mampu berbuat apa-apa tatkala menyaksikan kesulitan mereka tadi. Namun, kalau saya pikir-pikir lagi, justru dengan membiarkan mereka berdua melanjutkan perjalanan dan berusaha mengatasi masalah mereka sendiri tanpa mencoba mengusiknya, saya kira mereka akan semakin cepat mendapatkan solusi, baik di SPBU atau tukang tambal ban. Lagi-lagi, saya merasa tidak harus berbuat apa-apa untuk bisa membantu orang lain. Sebenarnya, saya ini model orang seperti apa to? 🤦‍♂️

Nganjuk, 14 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam literasi... salam kebaikan

14 Feb
Balas

Siap, Pak Siswandi. Maturnuwun.

14 Feb



search

New Post