Nurokhim Sag

Nurokhim S Ag S Kons adalah seorang Motivator amp Trainer Pendidikan Pembicara Seminar Parenting Guru Bimbingan Konseling Dosen danPenggiat Pen

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-844  MENJADI HAMBA ALLAH YANG RABBANI (PART-6)

RENUNGAN TULISAN HARI KE-844 MENJADI HAMBA ALLAH YANG RABBANI (PART-6)

Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

“Ihhh… kalau begitu Faiza nggak mau jadi hamba Allah yang Ramadhani,” sahut Faiza kepada sang Abah. Abah Den Bagus pun senang mendengar pernyataan jujur dari anak gadisnya itu.

“Maka, jadilah hamba Allah yang Rabbani!” ucap Abah Den Bagus sebagai nasehat kepada Faiza.

“Lalu, maksud hamba Allah yang Rabbani itu seperti apa?” lanjut Faiza tidak sabar mendengarkan penjelasan Abahnya.

“Menjadi Hamba “Rabbani” adalah hamba Allah yang istiqomah di dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah -subhanahu wa ta’ala- demi melaksanakan tujuan hidupnya yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah -subhanahu wa ta’ala-. Allah -subhanahu wa ta’ala- mencintai Hamba “Rabbani” dengan amalan yang istiqomah dibandingkan Hamba Ramadhani, yang hanya melaksanakan amalan secara sesaat di bulan Ramadhan namun tidak istiqomah,” jelas Abah Den Bagus pada Faiza.

“Iya Bah. Setahu Faiza juga amal yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah keteguhan atau keistiqamahan,”

“Benar anakku. Suatu ketika Nabi SAW. dimintai nasihat oleh seorang sahabat. Beliau lalu bersabda: Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah.” Kemudian beristiqamahlah! (HR Muslim).

“Pasti orang yang istiqamah memiliki derajat tinggi di hadapan Allah SWT?” ujar Faiza memberi pernyataan tetapi dengan nada pertanyaan untuk meyakinkan dirinya.

“Benar sekali anakku! Allah SWT memang menjanjikan derajat yang agung bagi siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang bisa istiqamah, sebagaimana yang Allah sampaikan melalui ayat-NYA:

“ Sungguh orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” lalu mereka beristiqamah, kepada mereka malaikat akan turun dengan mengatakan, “Janganlah kalian takut dan jangan pula merasa sedih. Bergembiralah dengan surga yang telah Allah janjikan kepada kalian.” (QS al-Fushshilat [41]: 30).

“lalu, bagaimana ya Abah kita bisa merawat keistiqamahan?” tanya Faiza pada Abahnya.

“Agar istiqamah tetap terjaga, cobalah Faiza lakukan hal berikut:

Pertama, Cobalah selalu mengingat kematian dan tempat kembali kepada Allah SWT. Setiap Muslim mesti meyakinkan diri bahwa kehidupan ini fana. Kelak dia akan kembali kepada Allah SWT. Pada saat itu tak ada yang bisa menyelamatkan dirinya selain ketaqwaan,” jelas Abah.

“Faiza jadi teringat sebuah ayat Al-Qur’an yang menyebutkan penyesalan manusia di akhirat karena melepaskan diri dari agama Allah SWT.

“(Alangkah ngerinya) jika engkau melihat orang-orang berdosa itu menundukkan kepala mereka di hadapan Tuhan mereka (seraya berkata), “Duhai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. Karena itu kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shalih. Sungguh kami adalah orang-orang yakin.” (TQS as-Sajdah [32]: 12).

“ Benar sekali anakku. Baginda Rasulullah SAW, juga mengingatkan kepada kita bahwa kedudukan seseorang di hadapan Allah SWT justru ditentukan di penghujung kehidupan, bukan di awal:

“Sungguh amal-amal itu ditentukan saat penutupan (akhir)-nya.” (HR al-Bukhari).

“Maka kecelakaan bagi orang yang bersungguh-sungguh di awal, tetapi tak bisa mempertahankan ketaatan kepada Allah SWT di akhir hayat. Sabda beliau, “Demi Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, ada seseorang di antara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga hingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga, kecuali sehasta saja. Lalu dia didahului oleh ketetapan Allah. Kemudian dia melakukan perbuatan ahli neraka sehingga dia masuk neraka.”(HR al-Bukhari),” jelas Abah.

“Na’udzubillah min dzalik! Berati memiliki sikap Istiqomah bukanlah perkara yang mudah,” ujar Faiza pada Abahnya.

“Benar anakku! Menjaga istiqomah ibadah memerlukan tekad yang kuat. Meneguhkan tekad ini bisa dimulai dari menanamkan rasa percaya dalam hati, bahwa kita percaya kepada Allah. Bahwa Allah senantiasa ada untuk mengiringi ibadah kita setelah bulan Ramadhan,” jelas sang Abah.

Bersambung….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah keren

13 May
Balas



search

New Post