RENUNGAN TULISAN HARI KE-851 Say No to Insecure, Saatnya Wujudkan Mimpi Kamu (Part-4)
Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.
Berlahan-lahan seluruh peserta membuka matanya. Sebuah muhasabah atau introspeksi diri yang mengingatkan masing-masing peserta mengevaluasi diri tentang tujuan suatu perbuatan yang telah dilakukan untuk meraih mimpi.
Inilah salah satu cara ustadz muda Faza M. Noor mengajak peserta untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan, dan membersihkannya dengan meninjau ke dalam, kehati nurani guna mengetahui benar tidaknya, bertanggung jawab tidaknya suatu tindakan yang telah diambil.
Inilah cara ustadz muda itu mengajak peserta seminar untuk menelaah diri agar lebih bertambah baik dalam berperilaku dan bertindak, atau merupakan cara berpikir terhadap segala perbuatan, tingkah laku, kehidupan, kehidupan batin, pikiran, perasaan, keinginan, pendengaran, penglihatan dan segenap unsur kejiwaan lainnya di masa yang akan datang.
Faiza yang sedari tadi terbawa suasana kini mulai mengerti mengapa selama ini dirinya mengalami krisis kepercayaan diri sehingga menyebabkan dirinya insecure. Ia jadi ingat sebelum masuk kuliah mengambil jurusan System Informatika, ia berlatar belakang pendidikan pondok pesantren yang penguasaan teknolongi informasi, khususnya yang behunungan dengan internet, google dan vitur-vitur lainnya kurang memadai karena di pondok tidak memperbolehkan santrinya membawa HP atau Laptop, bahkan kalau ada santri yang ketahuan secara sembunyi sembunyi membawa barang tersebut, bukan hanya disita tetapi langsung dihancurkan. Faiza sendiri kurang tahu pasti apakah karena yang menjadinya insecure, tapi yang jelas perasaan tadi cukup mengganggu. Tingkat kepercayaannya jadi menurun dan terus-menerus memikirkan kekurangan itu, kayak… Duh, kenapa gue gaptek ya? Pasti gue jauh tertinggal dek dekan teman teman gue dalam penguasaan teknologi sosisal internet?
Semua itu menyebabkan Faiza merasa nggak pede, timbul rasa takut untuk eksis di kampus. Sebelum bertindak, udah muncul pikiran negatif di kepala. Aduh, ngeri ditertawain. Gimana kalo gue dipandang sebelah mata sama mereka? Diem aja deh gue.
Singkat cerita, kini Faiza sudah semester IV dan tidak tertinggal banget juga dengan teman-temannya sesame mahasiswa jurusan yang sama seangkatan. Tetapi sekali lagi, perasaan itu tetap mengganggu. Selam ini Faiza menganggap kekurangan adalah sebuah takdir yang selamanya bersarang di dalam dirinya. Akhirnya, insecurity tumbuh semakin besar dan menghalangi kita untuk berubah menjadi lebih baik, dan menghambat mimpi masa depan.
Tetiba Faiza mendengar suara sang ustadz muda Faza berkata, “Menjadi seorang pemimpi merupakan hal yang hebat. Berani berkhayal tentang apa yang akan terjadi pada dirimu di masa mendatang. Namun, jangan pernah biarkan rasa insecure menghambat langkahmu dan menjatuhkan mimpi-mimpi…,”
Suara sang ustadz muda menyadarkan Faiza dari lamunan sesaat tentang masa lalunya. Kini pikirannya kembali focus mendengarkan penjelasan sang ustadz muda pada materi seminar tentang Say No to Insecure, Saatnya Wujudkan Mimpi Kamu. Ustadz muda itu benar-benar memberikan amunisi motivasi yang membangkitkan Faiza untuk membuang jauh-jauh insecure pada dirinya melalui kalimat-kalimat motivasi dan tayangan slide ppt.
“Setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing dalam menilai suatu hal. Mungkin sebagian dari mereka menilai kita baik dan sebagiannya lagi menilai kita buruk. Tentu saja kita tidak bisa meminta semua orang seratus persen menyukai kita. Maka, Kita tidak perlu menyiksa diri untuk menuruti semua tuntutan dan ekspektasi orang lain terhadap kita. Kita hanya akan lelah sendiri menuruti semua hal tersebut hanya agar semua orang menyukai kita. Padahal, walaupun semua hal itu telah terpenuhi pun masih tetap akan ada orang lain yang tidak menyukai kita,”
Terlebih ada kata-kata ustadz muda itu yang terngiang-ngiang di dalam diri Faiza, kata kata itu adalah:
“Hidup adalah perjuangan dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mulai melangkah untuk mewujudkan impian dengan menepis rasa insecure juga merupakan bagian dari perjuangan. Rasa insecure wajar saja dirasakan setiap insan yang berakal. Namun, jangan jadikan rasa insecure tersebut menjadi penghalang bagi kita dalam mewujudkan impian,”
“Selalu awali hari dengan energi positif. Berikan senyuman terindah untuk diri sendiri yang tetap bertahan di titik ini.”
“Hidup ini terlalu singkat untuk kita yang selalu merasa insecure terhadap orang-orang di sekeliling kita.”
Ustadz muda itu mengutip ayat al-Qur’an yang selalu diingat oleh Faiza.
“Ada dua ayat Qur’an berbicara tentang sifat dan sikap seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat. Keyakinan positif terhadap diri sendiri itulah yang berkorelasi dengan sikap percaya diri. Salah satunya salam QS. Ali Imran:139 yang artinya “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman.”
“Tentu Ahwan dan Ahwat tidak ingin menjadi manusia yang seumur hidup akan terkungkung dalam lingkungan yang begini-begini saja, bukan?” tanya sang ustadz.
Bersambung…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sadar pd kekuatan sendiri
Luar biasa mantap tulusannya pak, sukses selalu