Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-870  AL-QURAN DAN KEJAYAAN ISLAM (PART-2)

RENUNGAN TULISAN HARI KE-870 AL-QURAN DAN KEJAYAAN ISLAM (PART-2)

Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

“Iya Abah! Untuk itu, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah secara gamblang mewasiatkan agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan beliau (Al-Quran dan Sunnah), sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam,

“Sesungguhnya aku tinggalkan padamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat setelah itu, yaitu Kitab Allah (al Quran) dan Sunnahku.” (H.R. Hakim)

“Satu lagi firman Allah SWT dalam Q.S. Thaha: 123-124;” ujar Den Bagus.“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”

“Lalu kita harus bagaimana, Abah?” tanya Bagas pada Abahnya, Den Bagus.

“Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utama kita sebagai kaum muslimin, baik dalam urusan kecil maupun besar, baik urusan pribadi maupun bermasyarakat. Keduanya merupakan sumber kemuliaan dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya mereka akan menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka akan dihinggapi kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini,” jelasnya.

Mendengar penjelasan Abahnya, kini Bagas mulai paham tentang betapa pentingnya seorang muslim itu untuk berpegang teguh dan dekat dengan al-Qur’an.

“Maka tidak sedikit ulama yang mengatakan bahwa umat Islam akan kembali jaya dengan “apa” yang membuat umat terdahulu jaya,” ujarnya kembali.

ini kembali, tidak ada jalan lain kecuali mengembalikan ummat Islam kepada pedoman hidupnya yakni Al-Qur’an dan Sunnah, ya Bah?” tanya Bagas.

“Benar sekali Anakku. Upaya ini harus kita galakkan dan terus lakukan kepada semua ummat Islam dan terutama kepada generasi muda seperti Bagas, sebab manakala ummat Islam ber Qur’an maka bagaimanapun dahsyatnya pengaruh barat untuk merusak akhlak ummat Islam, ummat tidak akan terpengaruh disebabkan karena Al-Qur’an,” ujar Abah.

“Dan umat Islam akan mencapai kejayaan kembali bila mereka kembali berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah?” tanya Bagas.

“Benar sekali anakku! Al-Quran sebagai petunjuk kehidupan berisi nilai-nilai kebenaran yang pasti. Al-Qur’an sudah membahas segala hal yang ada dalam kehidupan dan tidak ditinggalkan satu hal pun juga. Sunnah juga memberikan keterangan lebih lengkap tentang permasalahan yang ada. Namun ketika al-Quran ditinggal, nilai-nilai kebenaran akan hilang. Seperti hilangnya ruh dalam kehidupan,” jawab Den Bagus.

“Apakah itu juga berarti jatuh bangunnya ummat Islam tergantung dari pada jauh dekatnya ummat dengan kitab sucinya?” tanya Bagas yang sebenaranya lebih meminta ketegasan dari Abahnya.

“Benar Anakku! Bila umat Islam benar-benar menjadikan Qur’an sebagai pedoman hidupnya niscaya ummat akan maju, cerdas, jaya dan sejahtera. Karena Al-Qur’an akan menuntunnya untuk selamat dan sukses didunia dan diakhirat.

“Namun yang sungguh sangat ironis, kenapa dalam kehidupan sekarang ini. Nilai-nilai Islam justru dipraktikkan di kehidupan nyata oleh dunia Barat. Sementara di dunia Islam, nila-nilait Islam hanya menjadi retorika namun tidak dipraktikkan di kehidupan nyata," lanjut Den Bagus.

“Padahal Allah sudah mengingatkan kepada umat ini;

Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu. Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sangat sempit. Dan kami akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam keadaan buta.

“Iya Bah! Memang sungguh sangat Ironi. Sejauh yang Bagas tahu berdasarkan penelitian, negara yang paling islami serta menerapkan nilai nilai Qur’an di dunia ini justru bukan berasal dari negara negara yang mayoritas warganya Muslim. Malah negara-negara barat yang banyak melakukan penerapan ajaran Islam, seperti; negara Irlandia, Selandia Baru, Luxemburg, Finlandia, Denmark, Kanada, Inggris, Australia, dan Belanda; Swedia, dan Inggris,” ujar Bagas.

“Wah, anak Abah ternyata wawasannya luas juga ya?” ucap Den Bagus bangga.

“Ya ialah, siapa dulu Abahnya!” sahut Bagas bercanda. “Tapi Abah? Bukankah dari semenjak dulu al-Qur’an dan Hadis juga sudah dijalankan? Tapi kenapa umat Islam masih terbelakang? “ tanya Bagas dengan kekritisannya.

“Ah, benarkah demikian? Coba engkau perhatikan wahai anakku, banyak orang yang mengaku beriman dan berQur’an tapi sekaligus masih ragu dengan al-Kitab yang menjadi panduan hidupnya tersebut. Apalagi jika syariat Islam dikaitkan dengan zaman yang disebut canggih dan modern ini. Akibatnya syariat Islam menjadi asing di tengah masyarakat Muslim. Sebagian mereka menjadi silau dengan segala budaya dan ilmu pengetahuan yang datang dari Barat dan di luar Islam. Parahnya lagi ada yang sampai membenci agama hanya untuk mempertahankan apa yang menjadi kebanggaan dirinya. Menganggap Islam sebagai ajaran kolot dan selanjutnya Barat menjadi kiblat utama mereka sekarang,” jelas Den Bagus.

“Mestinya kita harus bagaimana, Abah?” tanya Bagas.

“Seharusnya kita harus menunjukkan identitas kita dengan tetap berpegang teguh pada syariat Islam dan berbangga diri dengan agama Islam yang kita yakini, sebagaimana firman-NYA:

“Pegangilah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu” [Al–Baqarah : 63]

Dan ini tidak Allah berikan kepada semua manusia, melainkan hanya kepada kita.

“Sesungguhnya kenikmatan beragama hanya Aku berikan kepada hamba yang Aku pilih dari hamba-hamba-KU yang shalih.” (al Hadits).

“Iya Bah! Bagas juga bangga menjadi seorang Muslim, karena mempunyai kitab suci. Al-Qur’an yang terjamin keasliannya dan tidak mungkin ternodai. Tidak satu huruf atau titik pun yang akan merubah kesucian al-Qur’an yang sudah pasti di pelihara oleh Allah. Karena itu kebenaran al-Qur’an akan tetap abadi,” papar Bagas tentang kebanggaannya sebagai seorang Muslim,” kata Bagas dengan rasa bangga.

“Seperti itulah seharusnya generasi Muslim, merasa bangga akan agamanya dan berani menunjukkan identitasinya,” sahut Den Bagus. “Karena tidak berani menunjukkan identitas dirinya dan bangga sebagai seorang Muslim Itulah yang menyebabkan umat Islam selalu terbelakang,” sahut Den Bagus juga bangga terhadap anaknya, Bagas.

“Lalu bagaimana kita keluar dari ketertinggalan ini, wahai Abah?” tanya Bagas ingin tahu lebih jauh.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih

21 Jun
Balas

Terima kasih kembali bunda. Salam sehat dan sukses selalu.

21 Jun

Alhamdulillaah, mantap tulisannya, sehat dan sukses Pak Nurokhim

21 Jun
Balas

Aamiin. Terima kasih bunda komentar positifnya. Salam sehat dan sukses selalu juga buat bunda Zuyyinah.

21 Jun

Cerpen yang berkualitas Ustadz. Keren

21 Jun
Balas

Aamiin. Terima kasih bunda Fairuzah Dahiyyah selalu memberikan komentar positifnya. Salam sehat dan sukses selalu buat bunda.

21 Jun



search

New Post