Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANGGAPAN FENOMENA LOMBA MAKAN KERUPUK

TANGGAPAN FENOMENA LOMBA MAKAN KERUPUK

Oleh: Nurokhim, S. Ag., S. Pd.

Pagi ini penulis tergelitik dengan tulisan bunda Fairuzah Dahiyyah berjudul Fenomena Lomba Makan Kerupuk dalam rangka memeriahkan HUT RI, dimana dalam pelaksanaannya hendaknya mengutamakan adab dari pada ilmu, sebagai upaya menyadarkan semangat mendahulukan adab sebagai penaman karakter bagi generasi muda, sebagaimana Rasulullah mengajarkan kita untuk makan sambil duduk. Sebagai penyesuaiannya menurut bunda Fairuzah Dahiyyah, maka alangkah baiknya jika lomba makan kerupuk dilakukan sambil duduk. Tentu sebuah masukan yang sangat positif karena hal itu memang lebih utama, apalagi dikaitkan dengan adab.

Namun penulis mencoba melihat dengan cara pandang yang berbeda dan lebih luas sebagai tambahan wawasan, agar kita bisa mengambil kesimpulan dan menempatkan hukum dan nilai-nilai Islam secara benar, karena Agama Islam menempatkan larangan dan perintah secara jelas. Maka dalam hal ini, kita bisa menempatkan adab makan sesuai dengan dasar hukum yang jelas, tidak abu-abu tentang halal dan haramnya. Jangan sampai kita mengharamkan yang halal atau sebaliknya, menghalalkan yang haram.

Diriwayatkan dari Qatadah guru Imam Abu hanifah, "Sesungguhnya beliau Rasulullah melarang seseorang minum sambil berdiri”. "Bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab: "itu lebih buruk lagi". (HR. Abu hanifah). Diriwayatkan kembali dalam sahih Muslim dan Sunan at Tirmidzi. Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda: “Jangan kalian minum sambil berdiri. Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan!” (Hr Muslim).

Tentu setiap muslim berusaha untuk dapat meneladani setiap prilaku Rasulullah, termasuk dalam etika makan dan minum.

Lalu bagaimana jika kita dihadapkan pada situasi atau kondisi tertentu, misalnya tidak tersedia tempat duduk ketika hendak menyantap makanan dan minuman. Contoh saja saat kita menghadiri jamuan makan pada acara resepsi pernikahan. Akankah kita memilih berjongkok agar sesuai dengan adab dan nilai-nilai Islam dengan makan di tengah-tengah ruang pesta? Atau… tetap berdiri untuk menghormati tuan rumah?

Mari kita simak dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahamd dan Imam Bukhari berikut ini:

Dikisahkan suatu kali, sayidina Ali bin Abi Thalib berdiri di tengah khalayak penduduk Kuffah. Diambilnya sebuah bejana berisi air, kemudian ia minum sembari berdiri.

Tentu saja tingkah Sayidina Ali menjadi perhatian banyak orang yang hadir saat itu. Bagaimana mungkin seorang yang disanjung Nabi SAW dengan sabdanya “ Ana madinatul ilmi, wal ‘Aliyu babuha” “saya dalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya” yang dia juga merupakan sahabat, sepupu sekaligus menantu Rasulullah memperilhatkan prilaku ghairu muaddib (kurang adab) dengan minum sambil berdiri?

Kemudian Sayidina Ali pun berucap; "Sebahagian orang tidak menyukai minum sambil berdiri. Padahal, Rasulullah pernah melakukan seperti yang telah aku lakukan ini." (Hr Bukhari).

Dalam riwayat dikisahkan bahwa Nabi Muhammad pernah meminum air zam-zam dalam posisi berdiri sehingga Sayyidina Ali ra pun melakukannya. Beberapa hadits yang menguatkan tentang Nabi SAW makan dan minum sambil berdiri, misalnya:

Ibnu 'Abbas RA. berkata: "Aku memberi minum kepada Rasulullah SAW dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri." (HR. Bukhari No. 1637 dan Muslim No. 2027)

Dari Ibnu 'Umar bin Khattab RA ia berkata:

"Kami pernah makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri di masa Rasulullah SAW." (HR. A-Tirmidzi daan Ibnu Majah)

Dan masih banyak hadits yang semisal. Apa yang dilakukan Sayyidina Ali adalah bentuk kekhawatiran jika penduduk Kuffah menganggap minum dalam kondisi berdiri adalah "sebuah larangan". Jika dibiarkan berlarut-larut, masyarakat awam akan meyakini perbuatan itu adalah haram.

Dalam hal ini para ulama tidak ada khilaf tentang anjuran makan dan minum sambil duduk. Utamanya/Afdhalnya seorang muslim ketika mengkosnumsi makanan dan minuman adalah sambil duduk. Maka makan dan minum dengan berdiri adalah menyalahi keutamaan.

Bagaimana dengan lomba memakan kerupuk sambil berdiri? Silahkan kita tafsirkan sendiri. Yang jelas kita jadi tahu bahwa dalam Islam seseorang boleh mengkonsumsi makanan atau minuman dengan posisi berdiri. Namun mengkonsumsi makanan dan minuman dengan posisi duduk tentu lebih utama di banding sambil berdiri.

Wallahu A’lam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, keren ulasannya Pak Nurokhim, pendidikan akhlaq mulia harus dikedepankan, sampai terbentuk karakter mulia sehari-harinya, sehat dan sukses selalu ya Pak

22 Aug
Balas

Terima kasih Ustaz atas ilmunya. Ini yang saya maksud, betbagi ilmu yang luar biasa.

22 Aug
Balas

Alhamduliilah..Saling berbagi ilmu. Luar biasa prmcerahannya. Barokallah

22 Aug
Balas

Terimakasih pencerahannya ustadz. Barokallah

23 Aug
Balas

alhamdulillah jadi tau lebih banyak

25 Aug
Balas



search

New Post