NURPAN HASPANDI

Nurpan Haspandi, seorang guru di daerah yang ingin terus belajar dari hal-hal kecil yang positif. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kesurupan

Kesurupan

Senin pagi setelah upacara bendera, aku masuk mengajar di kelas VIII-2. Ketika aku memasuki ruangan kelas, anak didikku telah duduk dengan tertib di tempatnya masing-masing. Ketua kelaspun memberi aba-aba berdoa dan memberi salam sebagaimana rutinitas pagi sebelum dimulai proses pembelajaran. Kehadiran dan keadaan siswa kemudian menjadi pusat perhatianku. Hari ini seluruh siswa hadir. Kegembiraan terpancar diwajahku.

Sebelum proses pembelajaran dimulai, aku buat enam kelompok. Setiap kelompok berisi lima siswa yang heterogen. Materi hari ini lingkaran, hal ini telah kusampaikan kepada anak didikku untuk membaca buku pegangan siswa dengan materi yang akan kusampaikan hari ini. Mereka tampak antusias, mungkin telah menjalani liburan di hari Minggu.

Setiap kelompok memiliki ketua kelompok yang bertanggung jawab terhadap anggota dikelompoknya. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pun kubagikan untuk didiskusikan bersama di kelompok. Di setiap kelompok jangan ada anggota yang merasa paling pintar ataupun hebat, ucapku berkali-kali kepada seluruh kelompok siswa. Kebersamaan harus diutamakan, sambungku kepada mereka.

Setelah kujelaskan mengenai materi pelajaran yang akan didiskusikan di LKPD, merekapun mulai mengadakan diskusi dengan tertib, meskipun tidak jarang masih ada anggota kelompok yang tidak serius. Untuk kelompok yang tidak serius ada sanksi untuk seluruh anggotanya, ujarku serius kepada seluruh siswa. Ketua kelompok ikut berperan aktif untuk menertibkan anggotanya. Akupun berkeliling mengamati setiap kelompok yang melaksanakan diskusi dan memberi penjelasan mengenai hal yang kurang mereka mengerti di LKPD.

Di LKPD terdapat enam soal yang harus diselesaikan setiap kelompok. Ketika waktu diskusi telah selesai, kupersilahkan setiap kelompok melalui wakilnya satu orang untuk menyelesaikan dan menjelaskan kepada kelompok lain mengenai soal yang dikerjakan. Sebelum aku memberi kesempatan kepada setiap kelompok, seorang siswa bernama Andi bergegas maju ke depan. Soal no pertamapun dikerjakannya dengan sistematis dan dijelaskannya kepada kelompok lain.

Aku merasa heran, kenapa si Andi ini tiba-tiba maju ke depan kelas. Biasanya ketika ada soal yang harus dikerjakan di depan kelas, dia tidak pernah mau maju ke depan walaupun dibukunya soal tadi telah benar diselesaikannya. Kadang aku agak memaksa Andi untuk menyelesaikan soal yang dianggap sulit oleh teman-temannya.

Tapi Senin ini menjadi hari yang berbeda aku melihatnya. Selesai nomor satu diselesaikannya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, Andi langsung mengerjakan soal nomor berikutnya tanpa memberikan kesempatan kepada kelompok yang lain. Hal ini sengaja aku biarkan, walaupun ada protes kecil dari kelompok lain. Ketika nomor empat diselesaikannya, rasa penasaranku timbul untuk menanyakan sesuatu kepadanya. “Andi, kenapa hari Senin ini kamu begitu bersemangat maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal-soal.” Tanyaku kepadanya. Belum sempat dia menjawab pertanyaanku, seorang anak dari kelompok lain nyeletuk. “Pak, Andi hari ini mungkin kesurupan, karena hari Minggu sore dia nonton kuda lumping di lapangan dekat rumahnya”, diikuti tawa anak yang lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post