Setiap manusia pasti mempunyai mimpi. Harapannya mimpi itu suatu saat akan menjadi kenyataan. Impian itu bisa berupa kedudukan, pendidikan, harta, profesi dan lain sebagainya. Setiap orang juga memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan impiannya. Yang jelas tidak mudah untuk mengubah impian menjadi kenyataan. Perlu waktu, perjuangan, pengorbanan dan kesabaran.

        Tidak semua impian seseorang dapat terwujud. Banyak faktor yang mempengaruhi sehingga harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Biasanya hal seperti ini dianggap sebagai kegagalan. Tiap orang juga berbeda dalam menyikapi suatu kegagalan. Ada yang menyerah dan putus asa, ada juga yang justru merasa tertantang untuk melakukan yang lebih baik. Sebaliknya, saat seseorang dapat mewujudkan impiannya, akan dianggap sebagai orang yang sukses.

       “ Sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberikan manfaatnya pada orang lain “ ( HR Bukhari )

Itulah salah satu pedoman menjadi orang sukses menurut ajaran Islam. Artinya  sukses itu tak hanya diukur dari kedudukan yang dicapai , banyaknya harta yang dikumpulkan, tingginya tingkat pendidikan yang diraih atau lainnya. Penekanan sukses dalam hal ini adalah pada manfaat. Bagaimana seseorang dapat menggunakan kedudukan, harta, pendidikan, keahlian yang dimiliki agar bermanfaat untuk orang lain. Boleh jadi ada seseorang yang tidak memiliki kedudukan, harta tak melimpah, akan tetapi dia menggunakan tenaga dan keahliannya untuk kemanfaatan orang lain. Itulah kesuksesan.

        Sebagai manusia, pasti mengharap untuk menjadi orang yang sukses. Untuk mencapai ke arah itu, ada tahapan yang harus dicapai sesuai dengan perkembangan usia. Saat masa kanak-kanak keinginannya adalah menjadi sesuatu yang sangat diidolakan. Saat remaja, lain lagi keinginannya. Menginjak dewasa impiannya tertuju pada karier dan pasangan hidup. Berikutnya mendambakan keluarga yang bahagia dengan anak cucu yang sukses. Diusia senja harapannya adalah tetap sehat, tidak merepotkan keluarga, bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pada akhirnya menghadap Tuhan Yang maha Esa dengan tenang. Itulah alur hidup manusia.

         Karunia dan nikmat Allah dalam hidup saya tak dapat diungkap dengan kata-kata. Apa yang pernah saya impikan, hampir semuanya terpenuhi kendati banyak rintangan yang harus dilalui. Kalaupun pernah mengalami kegagalan, ternyata itu merupakan pijakan untuk meraih mimpi berikutnya.

        Ditakdirkan menjadi seorang pendidik merupakan salah satu nikmat yang patut saya syukuri. Tiga puluh sembilan tahun mengabdi, menemani ,memotivasi ribuan peserta didik yang ceria dengan segenap problematikanya merupakan pengalaman yang sangat berarti. Ada banyak kenangan manis yang terukir selama menjalani profesi sebagai pendidik.

       Memasuki masa purna bhakti sebagai abdi negara bukan berarti mencapai garis finish untuk mengabdi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar hidup tetap bermakna. Mungkin objeknya saja yang berbeda. Sungguh sayang jika pengetahuan dan ketrampilan yang saya miliki terkubur karena merasa usia senja. Selama masih mampu tak ada salahnya untuk tetap berbagi.

     Melalui komunitas yang bernama “ Lentera Masa “ saya berbagi ilmu dengan anak-anak kampung dengan berbagai status sosial. Bersama rekan-rekan yang tergabung, kami membantu anak-anak tersebut menjadi manusia yang berakhlak, berilmu dan mandiri. Ada berbagai program yang dilaksanakan, mulai dari pendampingan belajar berkelompok dari rumah ke rumah, latihan kepemimpinan, latihan ketrampilan serta kegiatan sosial. Dengan terlibat dalam kegiatan semacam itu, di samping merasa diri terhibur juga merasa hidup tetap bermakna meski usia telah senja.

Malang, 15 Januari 2022