#Tagur 166

Hujan turun dengan derasnya. Mirna tersenyum menatap sederetan kaleng penadah air hujan yang sudah penuh. Kaleng-kaleng tersebut sudah disiapkan sejak sore tadi, saat mendung mulai bergayut. Ketika hujan mulai turun, doa turun hujan meluncur dari mulutnya. "Allahumma shayyiban naafian."

Berita tentang banjir, tanah longsor membuat hati Mirna was-was jika hujan turun fenhan deras. Meski kampungnya tak mengalami hal seperti itu, tapi ia ikut sedih kala melihat kampung yang terendam banjir, atau tertimbun tanah longsor. Bisa dibayangkan betapa susahnya menghadapi keadaan semacam itu.

Memang ada orang yang mengeluhkan saat panas, kemudian saat hujanpun mengeluh lagi. Itu cermin orang tang kurang bersyukur. Bagi Mirna baik panas atau hujan , sama-sama nikmat. Keitka panas, ia senang karena ia bisa menjemur krupuk sebelum digoreng. Maklumlah Mirna memang jualan krupuk yang sudah matang, dititip di warung. Saat hujan ya juga senang, bisa menadah air sepuasnya.Lumayan buat cuci baju, dan peralatan lainnya. Di rumah Mirna, butuh listrik untuk menaikkan air. Dengan tersedianya air hujan, setidaknya diahenat listrik.

Malang ,23112021