Hampir setiap hari bocah bertubuh kurus itu duduk di pelataran masjid, menjelang adzan maghrib berkumandang. Pandangannya mengarah pada hiruk pikuk orang yang datang menyerahkan takjil. Selama bulan puasa memang masjid yang tak jauh dari rumahnya menerima dan menyalurkan takjil sumbangan masyarakat.

Bocah itu bernama Kevin. Siswa kelas lima di salah satu sekolah dasar. Dia anak sulung dari satu keluarga yang hidupnya kurang beruntung. Ayahnya tak mampu bekerja karena serangan stroke. Sedang ibunya menjadi buruh cuci.

Sepulang sekolah biasanya Kevin membatu ibunya menjaga Tino, adik bungsunya yang berusia dua tahun.Adiknya yang lain, Rio dan Mila sudah bisa bermain sendiri. Kevin serasa tak punya waktu untuk bermain. Jika ibunya sudah selesai mencuci, Kevin bergegas ke masjid untuk membantu membersihkan masjid.

Selama bulan puasa, kehidupan keluarga Kevin tak jauh berbeda dengan bulan -bulan lainnya. Penghasilan ibunya hanya cukup untuk makan sehari-hari dengan menu seadanya. Biasanya ibunya hanya menyiapkan teh hangat untuk berbuka puasa.

Adanya pembagian takjil di masjid merupakan kebahagian tersendiri bagi Kevin. Setidaknya dia bisa merasakan menu yang berbeda dengan yang tersedia di rumahnya. Yang lebih membahagiakan, pengurus masjid selalu menyisihkan sebagian takjil tersebut untuk dibawa pulang oleh Kevin. Pengurus masjid tersebut sangat memahami keadaan keluarga Kevin, meski kurang mampu tapi tak mau meminta-minta.

Malang, 070423