Enam bulan yang lalu aku menikah karena dijodohkan oleh orang tuaku. Meski demikian aku sangat mencintai suamiku. Setelah empat bulan hidup berjauhan, suami mengajakku pindah ke kota dimana suamiku bekerja. Di kota ini aku diterima sebagai pendidik disalahsatu sekolah. Sebagai pendidik baru, aku berupaya untuk mengenal peserta didikku satu persatu.

Shanti, demikian nama gadis kecil yang menarik perhatianku. Anak yang pintar tetapi selalu murung dan tak bersemangat. Awalnya ia menjawab pertanyaanku dengan malu-malu, ketika aku mulai melakukan pendekatan. Tampaknya ia mengalami permasalahan dalam keluarga, dan tak memiliki tempat untuk berbagi rasa. Aku menyarankan untuk menuliskan perasaannya dalam buku harian sebagai cara untuk mengurangi kegundahan hatinya.

Sebulan telah berlalu. Kini Shanti tampil lebih ceria dari biasanya. Kata teman-temannya hari ini dia berulang tahun, kusiapkan permen coklat sebagai hadiah. "Ini buku harian saya, bu Guru boleh membacanya," ujar Shanti saat aku memberikan hadiah. Di sudut ruangan aku membaca tulisan Shanti dengan berurai air mata. Di buku itu ada foto keluarga Shanti. Ternyata Shanti adalah korban hancurnya keluarga, karena ayah Shanti adalah suamiku.

Malang ,01052023