Menjadi Janda Bukanlah Sebuah Pilihan
Menjadi Janda Bukanlah Sebuah Pilihan
Malam semakin larut, suasana sepi dan hening tanpa adanya aktifitas. Hanya diriku yang kini masih berada di depan laptop. Mencoba menuangkan sebuah ide yang kutulis menjadi sebuah karya yang mungkin dapat dibaca dan dinikmati oleh sahabat di gurusiana.
Sementara kupandangi satu persatu wajah anak-anakku yang tengah terlelap dalam buaian malam. Seakan baru kemarin aku menimang-nimang dan menggendongnya, tak terasa mereka kini sudah beranjak remaja. Ibarat ujian, aku sedang mengerjakan soal dan mencoba untuk memilih jawaban dari satu soal yang takkan mungkin aku mau memilihnya. Dan siapapun peserta ujian pasti tidak akan pernah ada yang mau memilih option tersebut. Option yang tidak mungkin dipilih oleh banyak orang namun akan menjadi mungkin jika Allah SWT sudah menghendakinya.
Sebuah pertanyaan “Sudah siapkah anda menjadi janda (Karena Suami lebih dicintai oleh Allah SWT?, kira-kira apa jawaban yang anda berikan? Hati kecil anda pasti akan mengatakan “tidak siap atau belum siap” bahkan mungkin ada yang ekstrem dan egois akan mengatakan “Aku tidak mau menjadi janda.” Sebenarnya akupun demikian, menjadi janda bukanlah sebuah pilihan namun telah menjadi sebuah keniscayaan. Keniscayaan yang harus aku lakoni dalam hidup bersama anak-anak sebagai buah cinta diantara kami berdua. Anak-anak yang masih membutuhkan kasih dan sayang seorang ayah, ternyata ayah tercinta harus meninggalkannya karena panggilan cinta dari Sang Kholiq Pemilik Tunggal alam semesta beserta segala isinya.
Begitulah kiranya, memang menjadi janda bukanlah sebuah pilihan namun tetap harus kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bagaimanapun juga kita ini hanya milik Allah, kapanpun Allah menghendaki kita kembali kepangkuan-Nya, maka mau tidak mau kita harus berpulang kepada-Nya. Dan harus kita yakini bahwa segala apapun yang terjadi di muka bumi ini adalah sudah menjadi kehendak-Nya. Dan apapun yang menimpah diri kita pasti ada hikmah dibalik semuanya. Semoga Allah masih perkenankan kesabaran dan keikhlasan kepada diri ini untuk tetap bisa merawat, memberikan bimbingan, arahan dan mengantarkan mereka menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya selalu salut pada perempuan yang harus smembesarkan buah hatinya karena ayahnya telah menghadap Allah. Hidup harus terus berjalan dan ada Allah yang membimbing dan menemani perempuan yang harus membesarkan buah hatinya seprang diri. Semangat, semangat dan semangat
Mantap..
Amin YRA semoga ibu nur selalu bisa menjadi wonder women utk putra putri ibu nur
Ya bu, kita harus semangat.... Maturnuwun
Terimakasih pak taufiq
Sama sama bu
Insyaallah... Terimakasih bu