nur pudjiastutik

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Misteri Gua Gembyang Antara Percaya dan Tidak
sumber: www.google.co.id

Misteri Gua Gembyang Antara Percaya dan Tidak

Misteri Gua Gembyang Antara Percaya dan Tidak

Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi kedalam dua macam, yakni makhluk yang ghaib (al-ghaib) dan makhluk yang nyata (as-syahadah). Yang membedakan antara keduanya adalah antara bisa dan tidak bisa dipantau atau dilihat secara kasat mata oleh pancaindra manusia.

Makhluk ghaib harus kita percayai keberadaannya karena dengan kita meyakini atau mengimani keberadaan makhluk ghaib berarti kita iman kepada hal yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan makhluk ghaib di luar dunia nyata. Percaya atau beriman kepada yang ghaaib bukan berarti kita meyakini bahwa makhluk ghaib itu memiliki kekuatan penuh, karena jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau menganggap ada sesuatu kekuatan selain kekuatan Allah SWT.

Terkait tentang makhluk ghaib, pada tulisan kali ini saya akan mengungkap kejadian yang benar-benar dialami oleh Rini Mahasiswi sebuah Perguruan Tinggi di Kota Surabaya beberapa tahun yang silam. Rini adalah seorang mahasiswi yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bernama Resimen Mahasiswa atau yang lebih keren disebut dengan MENWA. Sekitar tahun 90-an organisasi tersebut mengadakan Latihan Gabungan (LATGAB) dengan peserta berasal dari beberapa unsur, diantaranya ada Pramuka, Tae Kwondo dan tentunya dari anggota Resimen Mahasiswa itu sendiri.

Kegiatan yang diselenggarakan di lereng gunung penanggungan tepatnya di Pacet Mojokerto Jawa Timur tersebut dibuka secara resmi oleh Koramil setempat. Latihan Gabungan berlangsung selama tiga hari dua malam selain mendirikan tenda besar, panitia juga menjadikan beberapa rumah penduduk sebagai Basecamp yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para peserta Latgab.

Separuh kegiatan telah berjalan dengan lancar, namun memasuki hari kedua rencana pagi itu Rini bersama dengan anggota yang lain akan melaksanakan kegiatan berupa meluncur dari atas tebing dengan ketinggian kurang lebih dua puluh meter tersebut akhirnya sempat dibatalkan. Bukan karena Panitia Latgab tidak memiliki keberanian atau belum siap dengan segala peralatannya, namun karena ada insiden yang menuntut panitia Latgab harus meng-instruksikan kepada seluruh peserta untuk kembali ke Basecamp.

Rini sempat bingung dan tak mengetahui secara pasti, insiden apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu. Rini bersama dengan anggota yang lain berada di dalam Basecamp, dimana beberapa menit kemudian datanglah senior Menwa bersama dengan Tutik seorang peserta dari anggota Tae Kwondo. Dengan lesu Tutik duduk dan dikelilingi oleh para senior. Tutik yang keliahatan amat letih tersebut diajak ngobrol sama Masnun salah seorang senior anggota Menwa.

“Tutik, apakah kamu merasa lapar? Mau ta kakak kasih nasi bungkus? Beberapa pertanyaan terdengar dan sempat membuyarkan rasa penasaran Rini kala itu.

“Iya kak, aku lapar sekali,” jawab Tutik dengan lemas.

Diberinya dia sebungkus nasi campur, tanpa pikir panjang dan rasa sungkan kepada para senior, Tutik segera membuka dan menyantapnya dengan lahap. Para senior sedikit agak curiga kepada Tutik, namun kecurigaan itu masih belum bisa terjawab. Akhirnya Kak Masnun menawari sebungkus nasi campur lagi kepada Tutik. Dan lagi-lagi tanpa rasa sungkan sedikitpun, Tutik langsung menyantapnya habis. Berikut nasi bungkus yang ketiga, itupun langsung dimakan habis oleh Tutik.

Kecurigaan para senior terjawab sudah, bahwa Tutik seorang cewek secara logika tidak akan mampu menghabiskan tiga nasi bungkus secara lahap dalam waktu yang singkat. Akhirnya senior-pun bertanya kepada Tutik dengan suara yang agak memekakkan telinga.

“Hai Tutik....sebenarnya kamu ini siapa, jawab pertanyaanku.” Teriak senior dengan nada agak sedikit membentak. Sontak Tutik langsung menatap senior dengan mata memerah.

“Aku adalah penunggu gua gembyang.” Jawab Tutik dengan suara yang agak berbeda dari suara aslinya.

“Mengapa kamu mengganggu Tutik, keluar kamu.” Perintah senior kepada Tutik.

“Tidak, aku tidak mau keluar. Aku marah karena Tutik telah membuka tabir di rumahku. Lancang sekali dia,” begitu jawab Tutik dengan suara yang agak aneh.

“Pokoknya kamu harus keluar dan jangan mengganggu Tutik, sebenarnya apa yang kamu inginkan,” beberapa pertanyaan dilontarkan senior kepada Tutik yang sebenarnya bukan Tutik. Rini jadi merinding, antara percaya dan tidak, namun hal ini benar-benar terjadi di depannya. Rini bersama dengan anggota yang lain hanya mampu membacakan ayat-ayat suci Al Qur’an hingga sepanjang malam.

Dialog terus dilontarkan senior dan entah sudah yang ke berapa makhluk ghaib telah memasuki raga Si Tutik. Ketika sadar Tutik hanya bisa berkata “Aku Capek Kak,” hanya kalimat itulah yang disampaikan Tutik kepada para senior. Hingga pada akhirnya datanglah seseorang yang dianggap oleh masyarakat sekitar, memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi Tutik seperti sedia kala.

Dari orang tersebut, akhirnya kami mendapatkan penjelasan bahwa sebenarnya dimanapun kita berada, sikap dan perilaku harus tetap kita jaga. Dan dimanapun kita berada wirid serta do’a kepada Allah SWT jangan pernah terlepas dari jiwa. Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Merinding bu.... Di sekolah saya juga pernah kejadian kesurupan massal bu..

28 Jan
Balas

Merinding. .bacanya mba

28 Jan
Balas

Saya benar-benar ada di tempat kejadian bersama dengan Tutik bu...

28 Jan
Balas

Mau tidak percaya bagaimana, karena peristiwa itu terjadi di depan mata

28 Jan
Balas

Iya pak

28 Jan
Balas

Baru saja ada dipikiran saya, kemana sahabat saya yang satu ini...

28 Jan
Balas

Takut pak

28 Jan
Balas

Pada waktu itu bu nur apa tidak takut ya??

28 Jan
Balas



search

New Post